CHAPTER 1
Tegal – Jawa Tengah, sekitar jam 4 sore…
“Aida,” ia mengulurkan tangan padaku.
“Faiz,” balasku menyambut uluran tangannya.
Bulan itu bulan puasa, itulah perkenalan pertamaku dengannya, usia kami masih 13 tahun saat itu. Aida adalah sepupu dari Mina – tetangga dan teman sepermainanku sejak kecil.
“Itu apa?” Aida menunjuk batang tebu yang sudah kupotong kecil-kecil.
“Ini tebu. Kamu nggak tau?” tanyaku.
Aida menggeleng dan memandang Mina.
“Iz, Aida kan tinggal di Jakarta. Mungkin di sana nggak ada tebu,” tukas Mina.
“Ada kok!” Aida sewot, “Aku sering minum. Aku cuma nggak tau karena tebunya sudah dipotong kecil-kecil.”
“Ya ya maaf,” kata Mina,”Kirain di Jakarta nggak ada tebu.”
Aida cemberut dengan mulut yang dimonyongkan.
“Eh, ngomong-ngomong kalian mau ke mana bawa-bawa sepeda?” tanyaku pada Mina.
Mendadak Mina cekikikan sementara Aida tampak salah tingkah. Aku makin bingung,
“Kok ketawa?”
“Mina!” seru Aida.