Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Belajar dan Uji Kemampuan Berbahasa Asing dengan Duolingo

26 Januari 2015   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:21 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_393311" align="aligncenter" width="600" caption="Maskot Duolingo (sumber gambar : twitter.com)"][/caption]

Kemajuan teknologi sudah memudahkan kita untuk melakukan berbagai hal yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya, salah satunya adalah belajar bahasa asing. Jika dulu kita belajar bahasa asing di lembaga kursus atau minimal membeli buku dan kaset-kasetnya, saat ini belajar bahasa asing bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja secara online maupun mobile.

Salah satu aplikasi yang memudahkan kita mempelajari bahasa asing adalah Duolingo. Aplikasi berlambang burung hantu hijau ini tersedia di App Store  (iOS), Google Play (Android), dan Store (Windows Phone). Sekadar info, Duolingo sudah memperoleh berbagai pengakuan seperti iPhone App of The Year 2013, Top Apps & Games of 2013, dan Best Education Startup (Techcrunch, 2014).

Setelah terinstal, Duolingo secara otomatis membuat profil berdasarkan lokasi dan/atau pilihan bahasa penggunanya. Dan untuk penutur bahasa Indonesia, untuk saat ini kita hanya bisa mengambil pelajaran bahasa Inggris. Namun jangan kuatir, kita masih bisa belajar bahasa asing lainnya seperti Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, Rusia, dsb asalkan kita menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Kenapa kita harus membuat profil? Karena materi yang diajarkan lumayan banyak, profil diperlukan untuk – katakanlah – menyimpan progres kita selama ‘mengambil kursus’ di Duolingo.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="bagian bertanda panah adalah profil pengguna yang menyimpan informasi seberapa jauh kemajuan kita dalam berbahasa asing (sumber : desktodirtbag.com)"]

bagian bertanda panah adalah profil pengguna yang menyimpan informasi seberapa jauh kemajuan kita dalam berbahasa asing (sumber : desktodirtbag.com)
bagian bertanda panah adalah profil pengguna yang menyimpan informasi seberapa jauh kemajuan kita dalam berbahasa asing (sumber : desktodirtbag.com)
[/caption]

Aplikasi yang Menarik dan Bermanfaat

Tahapan belajar di Duolingo dibagi dalam beberapa fase : Dasar 1, Dasar 2, Frasa, Makanan, Hewan, Jamak, dsb.  Untuk pelajaran bahasa Inggris bagi penutur bahasa Indonesia saya hitung ada 55 fase yang harus dilalui sementara satu fasenya terdiri dari beberapa pelajaran. Wow!

Sistem belajar yang digunakan Duolingo mirip kuis; ada pertanyaan yang harus dijawab. Untuk fase dasar biasanya dimulai sbb:

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Pelajaran 1 Dasar 1. Mudah kan? (screenshot)"]

Pelajaran 1 Dasar 1. Mudah kan? (screenshot)
Pelajaran 1 Dasar 1. Mudah kan? (screenshot)
[/caption]

Jika salah menjawab pertanyaan yang diajukan, kita akan langsung diberi tahu jawaban yang benar, begitu seterusnya.

Namun tidak cuma mata yang dilatih (membaca), telinga dan mulut pun tak luput dari materi belajar. Terkadang Duolingo akan memperdengarkan kata atau kalimat dalam bahasa asing dan kita diminta menuliskan atau menerjemahkan apa yang kita dengar. Kita juga terkadang diminta mengucapkan kata atau kalimat dalam bahasa yang kita pelajari. Hmm… jadi berasa kursus beneran nih :)

Kesimpulan

Selain tersedia secara gratis untuk aplikasi mobile, Duolingo juga bisa dijalankan secara online di situsnya dengan cara kerja yang sama. Sayangnya sampai saat ini Duolingo masih fokus di materi pengajaran bahasa ‘bule’ (Inggris dan bahasa-bahasa benua Eropa termasuk Turki) serta belum menyediakan materi untuk bahasa seperti Jepang, Korea, bahkan Indonesia.

Satu catatan, koneksi internet diperlukan selama menggunakan Duolingo. Dan mengingat banyaknya materi yang harus dipelajari, kita mesti disiplin jika memang serius hendak menguasai bahasa asing. Maklumlah, belajar tanpa guru kadang-kadang progresnya berjalan lambat.

Akhirnya, meski saya lebih menyarankan belajar bahasa asing secara offline (tatap muka di kelas antara pengajar dan siswa), Duolingo tetap saya rekomendasikan bagi Kompasianer yang ingin belajar bahasa asing karena metode pengajarannya yang terbilang lengkap (reading, writing, listening, dan speaking), apalagi aplikasi ini juga gratis. Nggak rugi toh?

Catatan akhir, putri sulung saya saat ini sedang tergila-gila belajar bahasa Perancis dan Jerman. Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat, selamat mencoba Duolingo, dan selamat pagi!

Tautan :

  1. Situs Resmi Duolingo
  2. Unduh Duolingo untuk Smartphone

Tulisan ini masuk kategori “Internet & Komputer” dan dipublish pertamakali di kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun