Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir di Kebon Baru, Jakarta Selatan

19 Januari 2014   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Kebon Baru (sumber foto : detik.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Banjir di Kebon Baru (sumber foto : detik.com)"][/caption] Jumat 17 Januari 2014, 21.30 WIB

Ketika melewati wilayah Kampung Melayu dalam perjalanan pulang dari rumah mertua, terlihat banyak orang berkumpul di tepi jembatan.  Ya, aliran air Ciliwung memang melintasi wilayah Kampung Melayu.  Beberapa orang juga sudah terlihat mengungsi ke kolong flyover Kampung Melayu. Saat itu terlihat bahwa ketinggian air sungai sudah nyaris berada di bawah jembatan.  Ancaman banjir sudah di depan mata! Sekitar pukul 22.00, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya selama sekitar 2 jam.

Sabtu 18 Januari 2014, 02.45 WIB

Saya bangun pukul 02.30 dini hari untuk bekerja, namun baru sekitar 15 menit komputer menyala, listrik padam.  Pemadaman listrik ini merupakan yang kedua dalam 1 minggu ini (yang pertama terjadi hari Senin dan berlangsung selama 2-3 hari). Pemadaman ini berarti satu : banjir sudah menerjang dan merendam gardu pensuplai listrik tempat saya tinggal.

06.30 WIB

Jalanan penuh.  Beberapa mobil dan motor diparkir sekenanya di pinggir jalan untuk menghindari terendam banjir.  Kegiatan di pasar bawah untuk sementara pindah ke atas. Sementara keluarga salah seorang tokoh di wilayah ini (H. Azis almarhum) menjadikan rumah besarnya sebagai tempat pengungsian, mempersilakan warga yang belum punya tempat mengungsi untuk sementara mengungsi di tempatnya. Warga yang lain juga melakukan apa yang mereka bisa.  Ada yang menyediakan air bersih untuk mandi dan minum, ada yang mendirikan tenda pengungsian, ada yang menyumbang logistik seadanya, ada pula yang menghubungi beberapa pihak untuk meminta bantuan. Sekadar info, banjir terdalam di kawasan ini kira-kira sebatas leher orang dewasa.

17.00 WIB

Bantuan terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Dapur Umum PMI Jakarta Selatan yang menyumbang makanan matang dan logistik lainnya.  Perahu karet juga sudah disiagakan.

21.30 WIB

Hujan deras kembali mengguyur selama sekitar 1 jam.

Minggu, 19 Januari 2014, 07.00 WIB

Beberapa mobil kembali terparkir di pinggir jalan.  Listrik masih padam, kegiatan pasar masih berlangsung di wilayah atas yang tidak terkena banjir.  Terlihat truk dari SDPU Tata Air Jakarta Selatan terpakir.  Untuk apa, saya belum tahu. Begitulah gambaran singkat seputar banjir yang terjadi di kawasan saya tinggal (Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan).  Mohon maaf, saya tidak memotretnya karena takut menyakiti perasaan para korban banjir. Tulisan ini masuk kategori “Berita” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun