Novan mengkritik tindakan Angga yang terus mendiamkan Nay sejak ia tahu siapa gadis itu sebenarnya. Dan Angga sadar bahwa ia tidak bisa terus-menerus mendiamkan gadis yang sekarang menjadi pacarnya tersebut. Hubungan mereka berdua pun kembali cair namun masih menyisakan satu pertanyaan, "Kenapa Nay harus berbohong?"
CHAPTER 23
”Hmmm…” Angga menikmati harumnya nasi goreng yang ada di hadapannya.
“Hei, malu ah,” tegur Nay sembari mengangsurkan sendok dan garpu pada Angga.
“Kamu tau, nasi goreng di sini terkenal enak,” ujar Angga, “Tuh liat, yang ngantri pesen aja banyak banget.”
“He’eh,” tukas Nay, “Kita beruntung masih bisa dapet tempat.”
Entah karena lapar atau lezatnya makanan yang disajikan, kedua remaja itu makan dengan lahap sehingga dalam waktu beberapa menit saja piring mereka sudah kosong.
“Ah,” Nay merasa malu saat menyadari betapa ia tadi makan dengan cepat dan lahap.
Wajahnya memerah, iapun salah tingkah dan sedikit cemas.