"Nggak apa-apa. Â Nanti kalau aku ngerasa nggak fit tinggal minta ijin pulang cepet aja."
"Ya sudah," istriku masuk kamar. Â "Ingat, jangan maksain diri."
Aku hanya mengangguk dan meneruskan sarapanku pagi ini; setangkup roti tawar, sebutir telur mata sapi, serta segelas susu rendah lemak.
Dia bangun jam berapa?
***
Pukul 07.10, aku sudah di dalam kereta komuter yang penuh sesak. Â Dengan kondisiku yang belum fit, keadaan ini lumayan menyiksa. Hanya saja, pancaran cahaya matahari dari luar yang biasanya aku hindari, saat ini terasa menyehatkan dibanding embusan angin dari pendingin udara.
Pukul 08.22 aku sudah berada di dalam lift.
Bella ada di depanku, memunggungiku. Â Dari tubuhnya menguar aroma yang sangat seksi, perpaduan keringat dan parfum yang ia gunakan.
Pikiran kotorku kembali menyajikan fantasi liar yang nikmat.
Sialan! makiku.
Lagi sakit gini masih sempat-sempatnya mikirin itu.