Saya termasuk penyuka film Jepang, khususnya yang ber-genre drama karena tema yang diambil kebanyakan sederhana serta terbilang dekat dengan keseharian kita, dan salah satu film Jepang yang menurut saya luar biasa adalah “Flying Colors” produksi tahun 2015. Menurut AsianWiki, ‘Flying Colors’ diadaptasi dari novel karya Nobutaka Tsubota dan ditulis berdasarkan kisah nyata pengarangnya, seorang guru bimbingan belajar.
Wow, kisah yang luar biasa ini dibuat berdasarkan kisah nyata?
Menarik!
SINOPSIS
Kudo Sayaka (Kasumi Arimura) adalah seorang murid SMU. Di awal film diceritakan bahwa gadis ini semasa kecilnya sulit bergaul hingga orangtuanya akhirnya memutuskan pindah sekolah. Di sekolah barunya, Sayaka bertemu sekelompok gadis yang akhirnya menjadi sahabat-sahabat sejatinya.
Masalahnya, Sayaka dan sahabat-sahabatnya itu banyak menghabiskan waktu dengan hura-hura ketimbang belajar. Nilai akademik gadis modis berambut pirang dengan rok pendek itupun selalu berada di level bawah, sesuatu yang tentunya sangat mencemaskan – terlebih bagi sang ibu. Hingga akhirnya sang ibu memutuskan untuk memasukkan anak gadisnya ke sebuah kelas bimbingan belajar.
“Tidak ada anak murid yang bodoh, yang ada hanyalah guru yang tidak bisa mengajar muridnya”
Meski hasil tes awal menunjukkan kemampuan akademik Sayaka yang kelas 2 SMU itu setara dengan anak kelas 4 SD, Tsubota sensei tetap optimis. Ia bahkan memberikan tantangan besar bagi Sayaka dan dirinya sendiri : tahun depan gadis itu harus lulus ujian masuk Universitas Keio di Tokyo (catatan : Sayaka sendiri dan keluarganya tidak tinggal di Tokyo).
Sebuah tantangan yang mustahil bagi seorang gadis yang nilai akademiknya selalu berada di peringkat terbawah.
Berhasilkah Sayaka dan Tsubota sensei?
FILM YANG MEMOTIVASI
Terlepas dari ending filmnya, ‘Flying Colors’ jelas sebuah film yang sangat memotivasi. Seperti rata-rata film drama Jepang, di sini kita melihat nilai-nilai kehidupan masyarakat Jepang. Ada seorang ayah yang sangat terobsesi agar anak laki-lakinya menjadi pemain baseball pro dan masuk Koshien (turnamen baseball bergengsi bagi anak-anak SMU Jepang), ada seorang ibu yang percaya bahwa anaknya tidaklah seperti apa yang dikatakan orang, ada seorang guru yang berjuang keras agar anak didiknya bisa mencapai mimpi, ada pula sahabat yang selalu mendukung perjuangan seseorang.