"Tapi di sini kau tidak merasakan sakit dan kesulitan," Nasta semakin kuat membujuk dan memegang tanganku. "Tinggallah di sini bersama kami. Jangan tinggalkan kami."
Aku terdiam.
* * *
Di malam pekat itu, suara tersebut kembali terdengar.
Mereka datang... suara itu...
Kali ini aku bisa menangkap bahwa suara-suara itu berasal dari banyak orang.
Dan mendadak aku teringat rentetan peristiwa yang aku alami. Aku melihat ombak tinggi dan kilat yang susul-menyusul. Saat itu aku dan beberapa rekan sejawatku sedang dalam perjalanan pulang setelah bertugas di satu tempat terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan kapal.
Nakhoda menyuruh kami berpegangan pada apa yang bisa kami temukan, namun badai terlalu kuat. Satu-persatu aku melihat ombak menyapu penumpang kapal.
Aku mencoba bertahan.
Namun perjuanganku berakhir tatkala ombak tinggi akhirnya menggulung kapal yang aku tumpangi. Setelah itu semua gelap.
Aku tersentak!