Pada akhirnya utang lunas, namun saat itu SUV tersebut sudah tidak layak pakai karena usianya terlalu tua, mesinnya sudah sering batuk-batuk, kadang-kadang mati di jalan.
Akibatnya?
Lingkaran setan berlanjut, mereka butuh SUV baru.
John Perkins Ternyata Pernah Bertugas di Indonesia
Dalam bukunya, John Perkins mengemukakan bahwa dirinya pernah ditugaskan di Indonesia sekitar tahun 1970-an.
...penugasan riil pertamaku adalah ke Indonesia, dan aku akan menjadi bagian dari tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk membuat rencana induk energi untuk Pulau Jawa. (Confessions of An Economic Hitman : Bab 2, "Untuk Seumur Hidupmu", hal 14)
"Katakan saja kamu perlu mengajukan prediksi ekonomi yang sangat optimistis, bagaimana itu akan berkembang setelah semua pembangkit tenaga listrik dan jalur distribusi itu dibangun. Hal itu akan memungkinkan USAID dan bank-bank internasional untuk membenarkan pinjaman itu. Kamu akan diberi penghargaan tentu saja, dan dapat melanjutkan dengan proyek-proyek lain di tempat-tempat yang eksotis. Dunia ini akan menjadi kereta belanjamu." (Confessions of An Economic Hitman : Bab 2, "Untuk Seumur Hidupmu", hal 18)
Penutup
Saya sendiri tidak tahu pasti apakah pengakuan John Perkins seperti yang ditulis dalam "Confessions of An Economic Hitman" benar adanya. Â Pengalaman sudah mengajarkan saya untuk tidak mudah percaya dengan ucapan seseorang. Â Saya juga sama sekali tidak tahu apakah para EHM benar-benar ada atau tidak.
Yang saya tahu, dunia selalu penuh dengan konflik kepentingan. Di masa lalu, negara kita pernah dijadikan ajang perebutan pengaruh antara Blok Barat dengan Blok Timur sehingga Bung Karno dengan cerdik memanfaatkan keduanya demi kemajuan pembangunan Indonesia.
Sampai saat ini pun Indonesia masih jadi rebutan.  Antara siapa dengan siapa?  Mungkin Kompasianer punya pendapat sendiri, sementara saya pribadi menganggap sedikitnya ada 4 kekuatan yang memperebutkan Indonesia.
Mungkin keparnoan saya akan sepak-terjang para EHM itu yang membuat saya teringat bacaan lama tersebut ketika mendengar proyek listrik 35.000 MW.
Sebagai penutup, di halaman awal bukunya, John Perkins memberi contoh kesuksesan mereka (para EHM) dalam memiskinkan Ekuador.