Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Teknik Mandi Cuma dengan Empat Gayung Air...

16 Januari 2014   14:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389856117637725771

[caption id="attachment_290393" align="aligncenter" width="512" caption="Bisakah mandi dengan air yang cuma segini? (dok. pribadi)"][/caption] Belum habis "derita" saya akibat pemadaman listrik oleh PLN sebagai dampak dari banjir yang melanda Jakarta, hari ini saya mendapati kenyataan matinya air PAM. Ya, air PAM yang di tempat saya distribusinya dikelola oleh PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) ini mati entah sejak kapan.  Yang saya tahu, air sudah tidak mengalir ketika pagi tadi sekitar jam 05.00 saya menyalakan keran. Karena sampai saat posting ini ditulis sekitar pukul 13.40 air belum juga mengalir, saya berinisiatif menghubungi call center Palyja di 021-299-79999.  Jawaban petugas -meski tidak mengherankan- tetap saja mengambang,

"Pompa kami yang di Cilandak rusak akibat terendam banjir setinggi 3,8 meter.  Saat ini kami sudah mengupayakan pemasangan satu pompa untuk produksi air bersih dan sore nanti akan datang lagi satu pompa tambahan.  Dengan begitu akan terpasang dua pompa dari empat pompa kami yang ada di Cilandak.  Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."

Jawaban dari petugas call center Palyja bernama Wisnu tersebut membuat saya mengambil tindakan untuk sementara "mengungsikan" istri dan anak-anak ke rumah mertua saya karena tidak ada kepastian kapan air PAM akan kembali mengalir -setidaknya- mendekati normal, lha wong pompanya dipasang saja belum kok. Dan saya pun "terpaksa" membersihkan badan (mandi) dengan sisa air yang ada.

Mandi Dengan Empat Gayung Air

Teknik ini biasanya saya gunakan saat air PAM sedang tidak mengalir seperti saat ini.  Menggunakan cara ini, saya bisa mandi tuntas dengan 3-5 gayung air. Tidak percaya?  Coba saja cara berikut ini :

  1. Jongkok dengan lutut menyentuh lantai kamar mandi, katupkan kedua paha, kemudian tuangkan air secara sangat-sangat perlahan dari ujung kepala kemudian ke pundak, punggung, dan paha.  Jangan kuatir, gelagapannya sama seperti saat kita mandi dengan cara biasa.  Kemudian gunakan air yang mengalir dari ujung kepala itu untuk berkumur sebelum kita menyikat gigi.  Biasanya ini akan menghabiskan setengah gayung.
  2. Sabuni seluruh badan, jaga agar sabun tetap basah dengan dicelupkan ke air yang sisa setengah gayung tadi, tapi sebelumnya air itu dimanfaatkan dulu untuk membasahi sikat gigi.  Caranya?  Ya celupkan saja sikat gigi ke dalamnya.  Dengan sisa air ini, Kompasianer juga masih bisa keramas kok (tapi nggak tau juga untuk Kompasianer perempuan yang rambutnya panjang).
  3. Manfaatkan sisa air yang sudah bercampur sabun tersebut untuk menyabuni badan sebersih-bersihnya.
  4. Terakhir, ambil air bersih dan gunakan untuk membilas badan dengan cara yang sama seperti langkah pertama tadi.  Jika masih ada bagian tubuh yang belum terbilas, gunakan saja telapak tangan Kompasianer (yang pastinya masih basah) untuk membersihkan sisa sabun dari bagian tersebut.

Pertama kali menggunakan cara ini memang rasanya seperti nggak mandi, tapi kalau sudah terbiasa ya tak masalah.  Lagipula cara ini toh masih lebih baik daripada nggak mandi beneran hehehe… Tulisan ini masuk kategori “Tips” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun