Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jika Hidup Dibatasi oleh Kata-kata, Apa yang Akan Kita Ucapkan? (Resensi Film "A Thousand Words")

13 Oktober 2013   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="A Thousand Words (sumber foto : conantcrier.com)"][/caption] Meski ber-genre drama-komedi, buat saya pribadi "A Thousand Words" menyisipkan banyak pelajaran yang bisa diambil (dan diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari. Film yang di situs imdb.com mendapat nilai 5.6 ini berkisah tentang seorang agen penerbit bernama Jack McCall (Eddie Murphy) yang biasanya "banyak omong" (baca : membual).  Namun segalanya berubah tatkala Jack bertemu Dr. Sinja (Cliff Curtis) seorang guru spiritual yang tidak banyak omong.  Dan pada saat yang sama di halaman rumah Jack tumbuh sebatang pohon Bodhi(?) dengan 1.000 helai daun yang akan gugur setiap kali Jack mengucapkan sepatah kata - bahkan meski hanya lewat tulisan.  Runyamnya, ketika daun terakhir di pohon itu gugur, Jack pun divonis akan mati.  Jack pun harus irit bicara, hanya bisa berkomunikasi menggunakan gambar dan bahasa tubuh.  Sesuatu yang jelas tidak mudah, karena banyak orang - termasuk isterinya - tidak memahami apa yang Jack maksudkan. Berdurasi 91 menit, "A Thousand Words" diproduksi oleh DreamWorks, disutradai oleh Brian Robbins, dan dirilis tahun 2012 dengan distributor Paramount Pictures.  Dan karena genre-nya yang tidak murni komedi membuat humor di film ini kurang cukup untuk memancing tawa penonton (setidaknya buat saya sendiri).  Ya, film ini memang "agak garing", sesuatu yang membuat banyak penggemar Eddie Murphy kecewa.  "A Thousand Words" justru lebih kuat di unsur dramanya terutama menjelang akhir film. Dan sekadar catatan saja, film ini juga sedikit menyisipkan unsur seks (lewat kata-kata tentunya) yang meski pada akhirnya jadi humor tapi tetap saja riskan untuk penonton cilik. Pelajaran yang bisa dipetik dari "A Thousand Words" adalah :

"Seandainya saja hidup kita di-limit oleh banyaknya kata-kata yang terucap dan semua orang tahu limitnya, pastinya hanya kata-kata yang "baik" yang akan kita ucapkan, hanya kata-kata positif yang akan kita ucapkan, dan tidak ada lagi pembual yang gemar mengobral janji-janji kosong karena setiap kata yang diucapkan mengurangi jatah usia yang mengucapkannya."

Saya bayangkan seandainya hal tersebut ada, rasanya tidak ada yang namanya omong-kosong.  Semua hanya akan berbicara untuk sesuatu yang memang sangat-sangat-sangat penting.  Atau jangan-jangan, semua akan berbicara menggunakan bahasa tubuh hehehe... Ending film ini mudah ditebak karena pasti happy ending. Tantangannya adalah :

"Bisakah kita sebagai penonton menebak dengan tepat apa kalimat terakhir yang akan diucapkan Jack?"

Jika pikiran Kompasianer sama seperti saya yaitu bahwa Jack akan mengucapkan "I love you", maka tebakan itu... hehehe… Secara keseluruhan, "A Thousand Words" merupakan film layak tonton.  Selamat menonton dan selamat berhari Minggu. Trailer film "A Thousand Words" Official Web "A Thousand Words" Dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun