Cukuplah. Bagaimanapun Lintang temanku.
“Oh gitu. Aku nggak bisa ngebayangin beratnya beban yang ditanggung Lintang. Dan sejujurnya aku nggak gitu dekat dengannya. Tapi kamu bisa percaya sama sahabatku yang ada di foto itu, namanya Rian. Saat ini dia yang paling dekat sama Lintang.”
“Apa dia pacarnya Lintang?”
“:)”
“Tolong bilang sama dia : Jangan kecewakan Lintang, jangan khianati kepercayaan Lintang padanya. Dia sudah pernah mengalami hal yang sangat menyakitkan. Jangan pernah sakiti dia.”
“Pasti aku sampaikan, atau kamu bisa sampaikan sendiri padanya.”
“Oke Aksa. Bye and thankyou. Nanti aku add kamu ya.”
Ingin memastikan apakah dugaannya benar, Aksa kemudian mencari informasi di internet tentang peristiwa yang terjadi sekitar satu tahun lalu yang melibatkan seorang putri dari keluarga terpandang di Yogyakarta.
Ternyata benar!
Lintang pernah mengalami pelecehan seksual!
Aksa duduk bersandar di kursinya dan menghela nafas panjang.
Rian, kamu jangan pernah menyakiti Lintang karena dia pernah mengalami peristiwa yang menyakitkan!
* * *
“Kamu yakin?”
Saat itu Lintang selesai menikmati makan malam berdua dengan tantenya. Meja makan dari kayu jati itu terasa terlalu besar untuk mereka berdua.
“Yakin tan…”
Meski berkata begitu, Lintang hanya bisa menunduk ketika tantenya memandangnya dengan tajam. Tante Ani Hadikusumo – tantenya Lintang - berprofesi sebagai dokter spesialis dan mengelola sebuah klinik, orangnya tegas meski tidak sekeras ayah Lintang. Masa muda tante Ani tampaknya dihabiskan untuk karir dan bisnisnya, sehingga di usianya yang menginjak 43 tahun ini dia masih hidup tanpa pendamping.
“Apa kamu sudah matur sama Romo-mu soal ini?”
“Nuwun sewu, apa itu perlu tan?”
Tante Ani menghela nafas,
“Lintang, kita semua tau amanat Romo-mu bahwa untuk sementara kamu nggak boleh baca berita sama akses internet. Dan tante berupaya menjaga amanat itu. Kamu tau ‘kan gimana Romo-mu itu? Tolong pahami itu sebagai upaya kami orang-orang tua ini untuk menjagamu.”
Lintang tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya bisa menunduk.
“Tapi di sisi lain tante juga paham bahwa anak muda nggak boleh terlalu dikekang, lagipula ada masanya aturan harus ditinjau kembali. Jadi…”
Lintang mengangkat kepalanya lagi dan memandang tantenya penuh harap.
“Untuk sementara kamu tante kasih izin internetan – tentunya masih dalam pengawasan tante. Tapi kalau tante nilai kamu nggak kuat, tante cabut lagi izinnya. Gimana, Lintang?”
Lintang memandang tantenya dengan penuh rasa terimakasih,
“Maturnuwun sanget tan, Lintang seneng sekali…”
(Bersambung)
Ada apa dengan masa lalu Lintang? Apa yang membuat keluarganya menutup informasi dari luar? Apa berita-berita tersebut ada hubungannya dengan Lintang? Sementara di saat yang sama, Aksa malah sudah tahu masa lalu Lintang. Di chapter berikutnya, Rian melewatkan satu kesempatan dan menyesali kebodohannya karena itu...