[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Presiden ke-7 RI : Satria Piningit? (sumber gambar : tribunnews.com)"][/caption] Ketika sedang iseng browsing sana-sini, saya menemukan satu artikel yang menarik perhatian dan saya rasa relevan untuk dihubungkan dengan pilpres 2014 (yang rencananya akan dilangsungkan 9 Juli 2014, cmiiw). Artikel yang ditulis tahun 2010 dan hanya satu-satunya artikel di blog tersebut membahas tentang "Satria Piningit" yang diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang kertarahaja, damai tenteram, gemah ripah loh jinawi. Negara yang dikenal luas di dunia internasional.
Siapakah Satria Piningit?
Satria Piningit sendiri konon disebut-sebut dalam ramalan Ronggowarsito (maaf saya sendiri juga tidak tahu pasti, mungkin Kompasianer ada yang bisa menambahkan?). Dan seperti diketahui, ada tujuh nama untuk Satria Piningit yaitu :
- Satria Kinunjara Murwa Kuncara
- Satria Mukti Wibawa Kesandung Kesampar
- Satria Jinumput Sumela Atur
- Satria Lelana Tapa Ngrame
- Satria Piningit Hamong Tuwuh
- Satria Boyong Pambukaning Gapura
- Satria Pinandita Sinisihan Wahyu
Enam dari tujuh nama tersebut kerap disematkan pada enam sosok Presiden Republik Indonesia, yaitu :
- Satria Kinunjara Murwa Kuncara untuk Soekarno. "Kinunjara" diartikan sebagai "dipenjara", dianggap cocok dengan kehidupan Soekarno yang sering ditangkap, dipenjara, dan dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda.
- Satria Mukti Wibawa Kesandung Kesampar untuk Soeharto. "Kesandung" diartikan sebagai "tersandung" atau "terjegal", dan memang dianggap cocok dengan berakhirnya masa pemerintahan presiden ke-2 RI ini yang didahului dengan penembakan terhadap mahasiswa Trisakti dan diikuti dengan peristiwa berdarah Mei 1998.
- Satria Jinumput Sumela Atur untuk B.J. Habibie. "Jinumput" artinya "diambil", dianggap cocok dengan naiknya B.J. Habibie sebagai presiden melalui penunjukan langsung oleh pak Harto saat itu.
- Satria Lelana Tapa Ngrame untuk Abdurrahman Wahid. Hasil penelusuran menyebutkan kata "lelana" berarti "berkelana", dan ini dianggap cocok dengan sosok Abdurrahman Wahid yang semasa kepemimpinannya dinilai sering bepergian ke luar negeri. Kata "tapa ngrame" juga kerap diartikan sebagai sosok yang berasal dari kalangan agamawan - walau menurut saya sendiri arti "tapa ngrame" lebih condong ke "jauh dari hiruk-pikuk".
- Satria Piningit Hamong Tuwuh untuk Megawati Soekarnoputri. "Hamong Tuwuh" berarti "membawa kharisma leluhurnya", dan itu dianggap cocok dengan sosok presiden ke-5 RI ini yang merupakan putri Soekarno, presiden pertama RI.
- Satria Boyong Pambukaning Gapura untuk Susilo Bambang Yudhoyono. "Pambukaning Gapura" diartikan sebagai "pembuka gerbang", dianggap cocok dengan sosok SBY yang merupakan presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. "Pambukaning Gapura" juga disematkan pada SBY yang nantinya akan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada presiden berikutnya tanpa negeri ini harus 'berdarah-darah'.
Satria Piningit Hanya Satu Orang
Laman yang saya kunjungi tersebut memiliki pandangan yang berbeda tentang Satria Piningit :
"Satria Piningit adalah satu sosok yang memiliki tujuh kualitas yang disebutkan di atas"
Masih dari laman tersebut, secara garis besar sosok Satria Piningit digambarkan sebagai :
"Dalam masa persiapan menjalankan tugasnya, ia mendapatkan pelajaran tentang kebijaksanaan dan hikmah kehidupan. Hidup bagaikan dipenjara, disembunyikan oleh waktu. Mendapat perintah untuk diam, tidak boleh terlihat menonjol di lingkungan sekitarnya. Ia adalah seorang yang mempunyai kemuliaan dan kewibawaan, karena mengalir darah para raja dari berbagai bangsa warisan dari leluhurnya. Keturunan raja dari bangsa China, keturunan dari keluarga Muhammad saw dan Ali bin Abu Thalib ra, keturunan dari Sriwijaya, keturunan dari Majapahit, dan mempunyai hubungan sangat erat dengan keluarga Pajajaran. Ia dibesarkan di suatu tempat, tanah yang mempunyai sejarah besar Nusantara. Namun ketika remaja, ia berkelana ke arah barat dari tempat asalnya. Melakukan semua hal yang bisa melepaskan derita seseorang, tanpa mengharap pujian atau imbalan. Walaupun selama perjalanan itu, ia selalu dijegal oleh orang-orang yang iri terhadapnya. Hingga akhirnya ia telah kembali ke tempat asalnya untuk menumbuh-kembangkan budaya tempat ia dilahirkan. Mengasuh pemuda-pemuda yang datang kepadanya, mengajarkan hakikat kehidupan dan tetap menolong sesama tanpa pamrih apapun. Kepulangannya inilah titik awal dari pelaksanaan tugas yang sesungguhnya. Membuka gerbang impian rakyat akan hidup yang adil sejahtera. Dalam melaksanakan tugasnya, ia selalu berpedoman pada kebijaksanaan. Tidak mau membeda-bedakan sesamanya, karena semua adalah makhluk Gusti Yang Maha Pencipta. Lepas sudah semua atribut golongan-golongan selama ia melaksanakan tugas untuk memakmurkan masyarakat di sekitarnya." (dikutip secara utuh dari sini)
Jadi, apakah sosok capres 2014 kali ini memenuhi syarat sebagai Satria Piningit? Mari kita mencocokkan! Yang jelas, siapapun presiden ke-7 RI nantinya, mari kita dukung kinerjanya - meski beliau bukan presiden pilihan kita pribadi saat Pemilu... Referensi (Tautan Luar) :
Tulisan ini masuk kategori “Serba-Serbi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H