Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Dua Hati #29: Aku Sangat Mencintainya; Dulu, Sekarang, dan Nanti…

14 Juli 2014   14:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405287533711281191


“Lintang?” panggilnya.

Tak ada jawaban.


“Lintang?” Rian mengulangi ucapannya, “Ini... kamu?”


“Sstt...” gadis di belakangnya menyahut, “Jangan bicara dulu.  Saat ini aku cuma ingin meluk kamu.”


“Oh...”

Beberapa menit lamanya mereka terdiam.  Di hadapan mereka, tampak Aksa tersenyum dan mengangguk.

Akhirnya pelukan di belakangnya mengendur, Rian langsung berbalik untuk memastikan siapa yang memeluknya tadi.

Dilihatnya seorang gadis cantik berambut panjang dan bermata indah sedang memandangnya sambil tersenyum.  Gadis yang sangat dicintainya!


“Lintang...” Rian terbata, “Ini... bener kamu?”


“Memangnya siapa lagi?” balas Lintang dengan mata berkaca-kaca.  Senyum kebahagiaan terukir jelas di wajahnya.


“Tapi... bukannya kamu harusnya sudah di pesawat?” Rian bingung.


“Rin tadi nelpon aku,” ujar Aksa tiba-tiba, “Dia bilang kalo kamu sedang dalam perjalanan ke sini untuk nemui Lintang.  Tadinya dia coba nelpon Lintang tapi selalu nada sibuk katanya.”


“Ya, mungkin waktu itu aku sedang ngobrol sama Niko,” sahut Lintang.

Rian terdiam.


Rin?  Dia menelepon Lintang dan Aksa?

Aksa melanjutkan ucapannya,


“And she said, ‘tolong beritahu Lintang, Rian masih sangat mencintainya’.  Aku langsung nelpon Lintang setelah itu, untungnya masih keburu.”


“Aku kemudian membatalkan penerbanganku,” ujar Lintang, “Aku tetep ke Jogja hari ini tapi pake penerbangan berikutnya.  Aku ingin menemuimu dan mengatakan bahwa aku juga sangat mencintaimu...”

Lintang mengusap matanya yang basah oleh air mata, namun gadis itu tetap tak melepaskan pandangannya dari Rian - pemuda yang saat ini ada di hadapannya, pemuda yang sangat dicintainya.


“Lintang..." panggil Rian.

Dirinya bukanlah pemuda yang gampang menangis, tapi kenyataan ini tanpa sadar membuatnya menitikkan air mata.  Air mata kebahagiaan.


Terimakasih Rin.  Terimakasih Aksa.

Di hadapannya kini tampak yang Lintang tersenyum padanya.  Lintang kemudian memeluk Rian yang membalas pelukannya.  Kedua sejoli itupun berpelukan erat di bandara, tak peduli pada suasana sekeliling.


“Lintang Paramitha, aku sangat mencintaimu.  Kamulah cintaku...”


“Rian Angkasa, aku juga sangat mencintaimu.  Kamulah cintaku...”

(Bersambung)

Setelah melalui berbagai kisah berliku, Rian dan Lintang akhirnya menyadari sebuah kenyataan tak terelakkan bahwa mereka saling mencintai.  Setelah melalui perasaan sakit dan terombang-ambing, saat ini hati mereka kembali bertaut.  Dan sebuah pelukan erat di bandara menjadi penutup kisah pengejaran cinta mereka, menjadi bukti kuatnya cinta mereka.
Jangan lewatkan kemunculan Rin di chapter terakhir "Kisah Dua Hati" yang sekaligus menutup rangkaian cerbung "Kejarlah Cinta" dan "Kisah Dua Hati".  Chapter terakhir direncanakan terbit hari Rabu 16 Juli 2014...
Kisah Dua Hati #30 : Akhir Sebuah Kisah |   Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!


[1] Cerita soal ini ada di "Kisah Dua Hati" chapter 5

Sumber gambar : tumblr.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun