[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi (Sumber gambar : 24h.com.vn)"][/caption]
"Dari mata turun ke hati"
Ungkapan di atas tidak melulu berlaku untuk soal cinta, dalam soal karir pun ungkapan tersebut juga berlaku - termasuk untuk urusan melamar pekerjaan. Harus diakui (dan memang fakta) bahwa tangan seorang staf HRD akan terhenti di sebuah surat lamaran pekerjaan ketika si pelamar mampu menampilkan citra dirinya dengan baik. Karena ketertarikan akan citra diri si pelamar, halaman demi halaman surat lamaran pekerjaan pun akan dibaca. Lalu darimana kita bisa menampilkan citra diri dalam surat lamaran pekerjaan? Jawabannya sederhana : pasfoto yang kita lampirkan bersama Surat Lamaran Pekerjaan dan Curriculum Vitae. Tulisan saya kali ini akan menyajikan tips 'aneh' yang berhubungan dengan 'bagaimana agar pasfoto kita menarik perhatian HRD' - terlebih jika kita merasa memiliki wajah di kelas rata-rata. Siap?
Kenali wajah kita
Bagaimana wajah kita? Kering? Berminyak? Mulus? Berjerawat? Bagaimana kulit wajah kita? Cerah atau gelap? Setiap karakter wajah membutuhkan treatment yang berbeda akan tetapi tujuannya sama - kita harus menampilkan wajah yang segar, bersih, dan cerah saat difoto. Sedikit cerita, karena wajah saya berminyak, saya harus mandi dulu sebelum pergi ke studio foto supaya wajah terlihat segar (tidak cukup hanya dengan mencuci muka). Saya juga memilih untuk ke studio foto saat malam sekitar jam 7 - 8 dimana suhu udara yang sudah lebih dingin membuat wajah saya tidak cepat berminyak. Dan sesuai perkiraan, hasil foto yang diambil memang sesuai harapan saya. Kembali ke topik. Jika wajah sedang berjerawat parah, tidak ada salahnya disamarkan dengan sedikit bedak (bagi Kompasianer pria). Sedangkan bagi yang berkulit gelap, sedikit sentuhan Photoshop bolehlah untuk menaikkan tingkat kecerahan kulit, tapi jangan berlebihan ya…
Posisi wajah saat difoto
Ini subjektif, tapi saya pribadi lebih suka difoto dengan sedikit menaikkan dagu sekitar 1 cm. Buat saya, pose seperti itu menunjukkan keyakinan diri, lagipula dengan pose tersebut alis akan terlihat datar yang menunjukkan ketenangan. Berbeda dengan posisi kepala yang agak menunduk - sehingga kita harus menaikkan bola mata dan alis akan terlihat menurun. Meski ingin menunjukkan bahwa saya memiliki sorot mata yang tajam, posisi alis yang menurun menimbulkan kesan saya sedang marah. Saya yakin Kompasianer bisa menentukan sendiri posisi wajah yang pas. Berlatihlah dengan bantuan orang lain untuk mengambil foto-foto Kompasianer, kemudian mintalah pendapat mereka.
"Menurut kamu kalo aku foto seperti ini gimana? Di bayanganmu, aku itu gimana?"
Senyum? Pasti!
Saat difoto, pastikan untuk sedikit tersenyum. Sedikit saja sekitar 1/2 sampai 1 cm. Ingat, ekspresi wajah kita harus tetap kelihatan natural.
Saatnya melampirkan foto!
Setelah pengambilan foto selesai, sekarang saatnya kita melampirkan foto dalam surat lamaran. Tapi buat saya ada satu hal yang sangat penting di sini :
"Kirimkan foto sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan"
Maksudnya gini, ketika kita melamar untuk posisi sebagai staf keuangan misalnya, maka foto kita setidaknya harus bisa menampilkan citra sebagai 'orang keuangan' yang serba konservatif. Jika kita memutuskan melamar sebagai tenaga pengamanan, setidaknya kita berfoto menggunakan kemeja hitam tanpa dasi misalnya. Sedikit informasi, sah-sah saja kok kita berfoto menggunakan blazer. Bahkan jika kita memutuskan melamar sebagai tenaga kreatif di perusahaan advertising, bukan hal yang haram kita berfoto menggunakan kaos dengan pose yang mendobrak pakem. Jika saya lihat, kebanyakan 'kesalahan' yang dilakukan para fresh graduate dalam melamar pekerjaan adalah mereka berfoto menggunakan jas yang terlihat terlalu besar di tubuh mereka (padahal jas seharusnya agak ketat, cmiiw), ada juga yang berfoto menggunakan jas kampusnya (yang menunjukkan bahwa mereka seorang fresh graduate). Dan foto-foto seperti itu tidak akan menarik perhatian HRD. Hanya dengan sekali lihat, HRD akan meletakkan Surat Lamaran seperti itu bersama tumpukan arsip lainnya yang entah kapan akan dibuka. Harap maklum, staf HRD juga manusia biasa. Tidak mungkin mereka akan membaca Surat Lamaran Pekerjaan satu persatu. Semoga tulisan saya kali ini bisa menginspirasi Kompasianer untuk mencitrakan dirinya dengan lebih menarik ketika melamar pekerjaan. Selamat mencoba! Tulisan ini masuk kategori “Karir” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H