Angga mendengar pintu kamarnya diketuk.
Siapa?
Ia mengusap sisa airmatanya lalu menuju pintu.
“Siapa?” ujarnya berusaha agar nada suaranya terdengar biasa.
“Angga, ini aku,” terdengar suara yang sangat dikenalnya.
Angga buru-buru membuka pintu kamarnya.
Ia melihat Nay, matanya sembab. Sepertinya gadis itu habis menangis.
“Nay?”
“Angga, maafkan aku… Maafkan aku untuk semuanya…”
Refleks, Angga memeluk Nay dengan sejuta penyesalan yang merasuki dadanya.
“Aku yang minta maaf, Nay. Aku benar-benar minta maaf…”