“Angga, aku benar-benar minta maaf. Aku mohon, kamu jangan marah ke Lana. Kalau mau marah, marahlah ke aku.”
Angga menggeleng. Airmatanya mengalir semakin deras.
Bagaimana mungkin aku bisa marah ke kalian berdua?
Justru aku yang seharusnya minta maaf sudah berprasangka buruk ke kalian berdua.
Maafkan aku, Nayra, Nayla…
Angga menutup muka dengan kedua tangannya.
* * *
Di kamarnya, Nay menangis mengingat kenangan terakhirnya bersama Nayra. Masih jelas dalam ingatannya, hanya beberapa saat setelah membuat video pengakuan dan permintaan maaf pada Angga, kondisi Nayra semakin drop.
* * *
“Rana! Rana! Kamu kenapa?! RANA!!”
Nay panik! Kepala Nayra mendadak terkulai, matanya terpejam, nafasnya semakin berat.