Masbro dan Mbaksis, kita bisa punya ribuan analisis apakah Ahok bakal menang atau tidak. Kita bisa cek seribu survei atau buat analisis model apapun.Â
Tetapi selalu ada tanda-tanda tiap pemilu dan pilkada. Selalu ada suara alam, gerak semesta atau tanda-tanda sosial yang jadi penjelas apakah atau siapakah yang akan menang. Dalam tradisi Jawa, kita bisa melihat pulung itu bergerak ke mana, akankah pindah dari Ahok atau enggak.Â
Setelah menghirup bau sabun colek dan rendaman baju, akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa Ahok bakalan kalah. Yakin benar saya soal ini. Percaya? Boleh enggak percaya tetapi mari kita lihat saja tanda-tandanya.Â
1. Baju kotak-kotak gak laku. Coba Anda lihat di Tanah Abang atau pasar tradisional. Apa ada keramaian soal jualan baju kotak-kotak. Beda banget dengan tahun 2012 yang orang riuh rendah nyari dan jual baju kotak-kotak.Â
2. Ahok tidak suka lagi atau tidak berani lagi muncul di publik. Agak aneh, pilkada kan musimnya mendekati pemilih. Orang yang menghindari pemilih biasanya kalah. Hukum semesta, kamu menjauh, mereka menjauh pula.Â
3. Suka salah omong dan pasti akan salah omong lagi. The best predictor of his future behavior is the past behavior. Berani pasang taruhan kalau Ahok gak akan salah omong lagi dalam 4 bulan ke depan?Â
4. Terkait nomer 3, Ahok malah ganti narasi. Dia tampil sebagai orang garang dan tanpa tedheng aling-aling pada siapapun eh sekarang malah tampil kalem dan sopan. Citra lama dia jadi hilang dong ya. Orang jadi mikir, apakah dia akan selembek ini menghadapi lawan-lawan lain?Â
5. Bukan rahasia, parpol pendukungnya ribut sendiri. Nasdem buka pintu lain ke yang lain juga, selain tetap ke Ahok. Hanura sibuk mau rebutan kursi ketua umum. Golkar sibuk urus Nusron yang membuat marah warga NU dan mengancam suara Golkar di Pilkada Jatim. Papa Novanto ya ambil posisi aman saja di belakang dong ya.Â
6. Elektabilitas 'incumbent' kok di bawah 50% pada 4 bulan sebelum pemilu. Pas dia cuti, dia sudah di bawah 43%, itupun versi SMRC yang merupakan pesanan Ahok. Kalau versi 5 survei lain, Ahok hanya sekitar 32%. Boleh cek, tidak ada sejarahnya incumbent di bawah 50% bisa menang. Apalagi di bawah 32%. Logikanya gampang, semua barang sudah dijual pada masa dia menjabat, jadi mau jualan barang apalagi?Â
7. Ahok sibuk dengan medsos doang. Lapangan tidak jalan. Pendukung di medsos biasanya kelas elit dan karenanya tidak loyal dan ideologis. Cuma rame di media sosial. Begitu datang ke TPS atau kampanye door to door, melempem. Mending ngadem di mall sambil sesekali retweet.Â
Demikian, Tuan dan Nyonya. Ini ramalan ala Dimas Kanjeng. Jangan dimasukin hati ya.Â