Mohon tunggu...
Luthfi hanifa
Luthfi hanifa Mohon Tunggu... -

just share what will i share :))

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mysterious Guy

3 Mei 2012   09:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hallo namaku Luthfi Hanifa Ryani. Aku adalah murid sekolah SMA Negri 1 Cibadak. Sekolah yang bertitel Internasional dan termasuk sekolah favorit di daerahku. Karena hanya anak anak yang paling pintar dari yang terpintarlah yang bisa lolos dari ujian masuk yang berat. Dan aku,menjadi salah satunya. Bersama 243 anak lain yang terpilih masuk SMA ini.

Hmmm.. hatiku berdebar saat ayah mengantarku membeli seragam sekolah. Wow seragamku kini berwarna abu abu !! ya ! kata orang,masa putih abu abu itu adalah masa yang indah. Aku pun berharap demikian. Aku sangat bersemangat melihat banyaknya buku buku pelajaran baru yang semuanya harus ku pelajari dari nol. Dan semua nasihat nasihat dari kaka kelasku ketika MOS tentang apa yang akan dialami oleh kami di tahun tahun pertama kelas satu SMA.

Pagi itu,seperti biasa aku hendak berangkat ke sekolahku. Aku membawa map tambahan untuk menampung buku buku paket yang harus ku bawa ke sekolah karena punggungku tidak sanggup menahan beban yang berat itu. Belum lagi tambahan baju olahraga yang harus kubawa karena ada mata pelajaran olahraga pada jam kedua.

Rumahku terletak di sebuah perumahan dinas di kompleks sekolah berasrama khusus laki laki. Mereka sama denganku. SMA. Ya,aku kini tidak lagi merasa minder karena aku dan mereka sama sama memakai putih abu abu. Aku berjalan dengan agak terburu buru dan repot karena harus membawa map dan menanggung tas yang berat di punggungku. Melewati gerombolan anak laki laki yang sedang berjalan menuju kelasnya dari asrama.

Mereka mengobrol dengan asiknya,entah membicarakan apa. Mereka saling tersenyum dan tertawa terbahak bahak. Aku masih harus tetap menjaga jarak jalanku dari mereka karena meski bagaimanapun aku malu karena mereka semua laki laki dan aku perempuan. “ehko bau parfum cewe si ? Lo pake parfum cewe ya?” kata seorang laki laki berkacamata sambil mengendus baju teman sebelahnya “enggalah bego lu ! Gue pake Axe ko tadi pagi” kata orang itu sambil menghindar dari endusan si laki laki pertama. Salah satu dari mereka berbalik ke belakang dan menyenggol teman mereka yang mencium bau parfum perempuan sambil berkata “itu bau parfum dia dodol lo ah ! Dia di belakang kita !” bisiknya sambil melirik ke arahku. Lalu beberapa dari mereka menengok ke belakang,tepat ditempat aku berjalan. Aku menunduk malu. Dan diam diam mengendus baju seragamku yang baru ku setrika dan ku bubuhi parfum sebelum keluar rumah. Mereka mempercepat laju jalan mereka sehingga jarak kami semakin menjauh.“ah apaan sih norak amat mereka” batinku sambil tetap berjalan dan mencari ojeg yang biasa berada di depan gerbang kompleks perumahanku dan mengantarku sampai di sekolah.

Ketika aku menaiki motornya,selintas aku melihat salah seorang dari mereka berbalik dan memandangku. Tanpa senyum sedikitpun. Tatapannya pun dingin dan menusuk. Seakan menuduhku sebagai biang keributan teman temannya tadi. Aku memandangnya dengan tatapan heran,lalu pandangan kami terhalang oleh pohon mangga yang sengaja ditanam didepan kelas bersamaan saat ojeg melaju menuju sekolahku. “siapa sih dia ?” batinku sambil menerka nerka.

5 menit kemudian,aku telah sampai ke sekolah. Aku sedikit terlambat karena jam sudah menunjukan pukul 7 kurang 5 menit. Guru piket pun sudah melotot ke arahku “Ayo cepat masuk,lari lari !” ujar beliau dengan tatapan tajam. Setelah membayar aku pun berlari ke kelas karena tidak mau ketinggalan pelajaran sedikitpun. Namun dalam benakku masih saja terbayang sosok yang tadi memandangku dengan dingin.

“Pagi cupiiiiieee” sapa Gusti,teman sekelasku yang duduk tepat di belakang tempat dudukku “hallo gus,pagi !” jawabku sambil tersenyum dan menaruh tas di kursiku “ufiii ufiiii.. Aku liat PR bahasa Inggris kemarin doong” sebuah suara perempuan memanggilku. Dia adalah Tresi,temanku yang juga satu SMP denganku “ya boleh. Ini. Sebentar Tres” ujarku sambil mengambil buku tugas bahasa Inggris yang malamnya sudah ku kerjakan. Mataku pun mencari cari Agung,si ketua kelas yang jago matematika untuk menanyakan soal PR yang belum bisa ku pecahkan kemarin malam. Tak lama,Agung pun tiba. Dengan tampang dingin,dan sweater abu abu yang dipakainya. Tasnya disampirkan di sebelah bahu dan tangan satunya membawa tas laptop. “Agung,liat PR mtk doong. Ga bisa ih soal nomor 17 tuh gimana ?” ujarku sambil menghampiri Agung. Dan,diskusi soal pun dimulai. Sampai bel tanda pelajaran dimulai berbunyi.

Pelajaran hari itu adalah Matematika,Olahraga,Bahasa Inggris dan PKN. Aku mengikuti semua pelajaran itu dengan baik. Dan aku pun akhirnya mengerti bagaimana caranya menyelesaikan soal yang rumit,yang kemarin di tugaskan oleh guru Matematikaku. Namun,aku masih penasaran dengan anak laki laki yang tadi ku lihat. Dia kelas berapa ? Kenapa ngeliatnya gitu banget ? Segitu salahkah gue sama dia sampai dia ngeliat dengan cara itu ke gue ? Pertanyaan itu pun terus berkecamuk dan berkeliling diantara rumus rumus baru Matematika dan dasar dasar Kewarganegaraan hari itu.

“Pin, tau ga ? Tadi aku kan telat ya perginya. Terus banyak anak cowo gitu deh didepan aku tuh. Nah mereka tuh alay banget tau ga masa nyium parfum cewe langsung ribut. Yaelaaahhh tau kali ya ada aku di belakang mereka” kataku pada Yosefin,teman sebangkuku yang sering kuajak berbagi cerita. Dia melongo sejenak mendengarku yang bercerita begitu cepat. Wajahnya menyiratkan kebingungan “hmm... mereka aneh kali sama bau parfum cewe, lagian..” katanya sambil mengendus bajuku,aku berjengit sedikit “kamu emang wangi banget sih. Parfum baru ya ?” katanya lagi. “ah ? Iya masa ?” kataku sambil mencium seragamku sekali lagi “engga ah biasa aja. Ga ko,ga baru. Mungkin aku aja yang pakenya kebanyakan” ujarku dengan tampang bingung “iya kali. Yaudah sana shalat dzuhur dulu gih” katanya sambil beranjak dari tempat duduknya yang tepat di sebelah kananku. “iya. Makan siang bareng ya” kataku sambil mengambil mukena dan pergi ke mesjid.

Ketika bel yang paling ditunggu tiba,yaitu bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar hari itu berbunyi. Tanpa pikir panjang akupun langsung berkemas dan pulang ke rumah. “Temen temen aku pulang duluaaan !!” teriakku pada beberapa temanku yang masih berada dikelas. “Ufiii kamu English Club dulu !” teriak Ayu temanku yang sesama teman ekskul English Club. Sejenak aku menghentikan langkahku dan berpikir “ah engga ah! Cape akunya. Bilangin Ufinya udah pulang ya !” seruku sambil meneruskan langkahku keluar kelas “Ittekimasu Asslamualaikum!!” seruku lagi “waalaikumsalam. Itterasai” jawab beberapa temanku.

Dijalan,aku kembali memikirkan orang tadi. Tampangnya lucu,imut seperti tokoh tokoh komik yang sering ku baca. Bingkai kacamatanya tebal. Pandangannya dingin tanpa ekpresi kearahku. Dan dia.. menarik. Ya. Menarik. Buktinya,aku masih juga mengingat tampangnya walau sudah lebih dari 8 jam berlalu. Siapa dia ya? Pikirku sambil berjalan dan memakan cakwe yang tadi sempat ku beli dijalan. “ah. Pokonya gue harus tau” batinku dalam hati.

Sesampainya di rumah,tidak ada seorangpun di rumah. Ah ya ! Ini Kamis. Ibuku piket sampai sore,ayahku tentu masih dikantor. Dan adikku ekskul sampai jam 5. Ku lihat ke lemari makanan. Hmm.. makan siang sudah tersedia. Akupun segera berganti pakaian,mandi dan makan siang yang sebetulnya sudah kesiangan. Setelah selesai dan mencuci piring kotornya. Aku menyalakan komputer dan online ke situs jejaring sosial. Sekaligus 3. YahooMail,Facebook dan Twitter semuanya aku buka. Iseng,aku melihat lihat album foto di account facebook yang ada di Home halamanku. Aha ! aku mendesis melihat salah satu foto di albumnya. Ada foto laki laki tadi.. ketika ku dekatkan pointernya.. hmm belum di tag ternyata. Akupun kecewa.

Keesokan harinya. Masih sama. Aku berangkat agak lebih pagi dengan harapan agar tidak bertemu mereka lagi. Aku harus berangkat lebih pagi dari mereka. Namun dugaanku salah. Laki laki kemarin sudah ada di koridor,mendengarkan lagu menggunakan headset dan membaca buku bertuliskan KIMIA KELAS XII. Kepalanya mengangguk angguk mengikuti irama lagu. Aku berusaha berjalan selambat mungkin agar tidak menarik perhatiannya. Namun,ah ! gagal ! dia melirikku. Dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi yang sama. Aku cepat cepat memalingkan mukaku,menunduk dan mempercepat laju jalanku untuk mencari ojeg yang ada.

Hari demi hari berlalu. Aku semakin penasaran dengan dia. Siapa nama dia ? batinku. Aku masih sangat penasaran dengannya. Tampangnya menarik. Tatapanku membuatku langsung menundukan pandanganku dan merasa malu atau ada yang salah denganku. Entah apa. Aku pun bingung. “Cari lah Fbnya !!” kata Yahya,sahabatku ketika aku bercerita tentang laki laki misterius itu “masalahnya gue gatau,ya!! Gue ga punya clue apapun buat nemuin dia. Sekedar nama aja malahan engga!” ujarku. “yaelaaahh kasian amat sih lu. Tanya dong sama temen lo yang ada di Albayan. Siapa kek gitu,suruh dia pagi pagi nongkrong di depan koridor yang sama. Tanyain siapa anak itu !” katanya sambil menjitakku “sakit yahya !” jawabku sambil berusaha menghindari jitakan kedua “iya ya,pinter juga sih lo kadang kadang. Cuma kadang kadang tapinya” jawabku sambil meminum es yang tadi ku beli di kantin “lo nya aja yang bego !” ujarnya sambil menarik kerudungku “udah dong Yahya,ya ampun gue udah rapih rapih gini aaaaa!!” teriakku sambil membenahi kerudungku yang berantakan. Yahya lari dan tertawa terbahak bahak diluar kelas. Usulnya bagus juga. Gumamku dalam hati.

Hari Minggu pagi,aku kembali online. Aku melihat teman SDku yang sekarang bersekolah di Albayan.

“aby” sapaku

“ya ? ada apa vi ?”

“by,tau ga ? siapa sih cowo yang suka ada di depan kelas pagi2 ?”

“hmmm didepan kelas mana?”

“11 ipa 2”

“aku ipa 1 euy vi, tapi tar aku cek ya”

“ok thx”

“knapa emang ?”

“gapapa. Pengen tau aja”

“yaudah nanti aku liat ya. Aku off dlu”

“ok. Bye by”

“bye”

Yes ! batinku. Akhirnya ada clue untuk memecahkan siapa gerangan laki laki itu. hahaha. Tak sabar aku untuk menunggu hari esok. Untuk mengetahui siapa gerangan orang itu.

Keesokan paginya,aku sengaja berangkat agak siang. Karena aku ingin tau apakah orang itu ada ditempat biasa atau tidak. Aku berjalan agak terburu buru karena takut terlambat mengikuti upacara pagi yang rutin dilaksanakan sekolahku. Sekilas,aku melirik koridor itu. Temanku disana,dan juga dia ! Dengan isyarat,dia mengerlingkan matanya,yang dapat ku artikan sebagai “dia ?” aku menaikan alis mata,mengisyaratkan “ya” temanku pun tersenyum sejenak. Dan.. Motor ojeg berlalu. Namun,tatapan dia tidak ku lihat. Entah mungkin karena dia sibuk dengan kertas yang dia pegang. Mungkin itu modul untuk ulangan. Aku tak tahu.

Aku menunggu jawaban dari temanku,siapa dia ? batinku. “udah tau belum siapa dia teh ?” tanya Yahya sambil mencolek punggungku dari belakang saat aku sedang asyik dengan rumus rumus fisika yang agak membingungkan. “belom” kataku sambil menengok ke belakang “eh lo ajarin gue dong sini” kata Yahya sambil memotong kalimat penjelasanku. Aku pun berbalik dan memindahkan semua buku fisika dan kalkulatorku ke meja Yahya sambil melanjutkan cerita “kemarin gue udah tanya ke Abyan. Tapi dia belum online aja. Mungkin nanti sore” kataku sambil menghitung angka angka yang ada di buku latihan “cu,ajarin gue dong” kata Gusti mengalihkan pembicaraan “iya ih fi. Ajarin aku” sambung Yosefin. Aku mendongak sebentar “nah,eh klo rumus yang ini apa ya ?” tanyaku. Dan pembicaraan tentang lelaki misterius itu pun usai.

Sekitar pukul 4 sore setelah shalat ashar. Aku dan teman temanku pulang ke rumah dengan muka kusut setelah pelajaran Kimia dan bayang bayang ulangan Biologi dan Ekonomi besok. Akupun langsung pulang tanpa melempar senyum atau apapun ke orang orang yang berpapasan denganku. Aku capek dan mengantuk. Anganku sudah terbang ke kasur dirumahku. Ah,ingin aku segera pulang.

“Assalamualaikum” ujarku setelah membayar ongkos ojeg sebesar 2ribu rupiah dan masuk kedalam rumah “waalaikumsalam” jawab adikku yang sedang ada di depan komputer “ibu sama ayah kemana ?” kataku sambil menyimpan buku dan melepaskan seragam yang kupakai “ada di kamar. Ayah di kantor.” Kata Selma,adikku. Matanya tetap tertuju pada layar komputer. “abis mandi. Pinjem ya bentar aja.” Kataku sambil memasuki kamar mandi “yomaaannn” jawab adikku tanpa mengalihkan pandangannya ke layar komputer. Aku yakin,pasti dia sudah lebih dari 3 jam didepan komputer,karena dia belum berganti pakaian sama sekali.

Selesai berganti pakaian. Aku membuka situs Facebook dan langsung mencari nama temanku di daftar orang orang yang online. Dan orang yang kutuju pun online. Aku langsung menyapanya

“aby,siapa sih yang tadi ?”

“Rizki,fi”

“hem ? namanya itu ?”

“ya. Cari aja fbnya”

“oke”

gotta off. Bye”

“see ya”

ok”

Iseng,aku memeriksa daftar friend request yang ada di atas. Dan,betapa terkejutnya aku. ternyata Rizki sudah meng­-add aku sebagai temannya di Facebook. Aku approve dan.. tidak melakukan apa apa. Sekedar message atau mengucapkan terimakasih di wallnya. Aku memandangi fotonya satu persatu. Hmm ya ini orang yang ku maksud. Tatapan dinginnya,wajah angkuhnya,dagunya agak diangkat. Namun,aku merasa aneh ketika memandangi fotonya.

Ada getaran getaran yang tidak biasa yang kurasakan ketika aku memandangi fotonya. Ada suara didalam hatiku yang berkata “awwwhhh gila ganteng bangeeettt” sangat amat alay ya aku tau. Tapi entahlah,aku sepertinya.. menyukainya. Senyumnya yang angkuh,dan.. ah entahlah aku merasa,aku menyukainya. Menyenanginya,memikirkannya. Ah perasaan apa ini ? Cepat cepat ku tutup halaman itu dan mengerjakan tugas untuk dikerjakan hari Senin nanti.

Hari demi hari berlalu,aku tau. Aku menyukainya. Tapi aku tidak berusaha mencari data data tentangnya,hanya beberapa kali menanyakan pada teman-temannya di asrama. Tanpa berusaha chatting atau berhubungan kontak apapun dengannya. Menatapnya pun aku malu. Aku takut pipiku memerah ketika aku memandangnya. Aku menunduk atau membuang muka saat berpapasan dengannya. Walau sesudahnya aku berbalik dan memandang punggungnya yang menjauh. Terkadang aku memandangi setiap foto yang ada di account Facebooknya. Aku tau apa yang suka dia lakukan di asrama. Aku tau opini tentang dia dari teman temannya. Aku tau semua tentang dia. Aku menyukainyaaa.. aku merindukan keberadaannya jika dia absen jika tidak ada di koridor seperti biasa. Ya,aku menyukainya. Walau aku tak pernah berharap untuk memilikinya. Atau mungkin sekedar mengobrol dengannya,chatting atau sekedar menyapa pun aku tidak pernah melakukannya. Bahkan mungkin dia pun tidak tahu bahwa aku mengaguminya. Terlebih,aku menyukainya.

Hingga,waktu liburan pun tiba. Ayah dan ibuku diutus untuk mendampingi siswa kelas 11 ke kota Jogja untuk berwisata. Aku dan adikku pun diajak. Kami mendapat tempat di bis 1. Ketika aku masuk kedalam bis. Duduk ditempatku dan memasang headset. Aku menengok kesamping. Disana,ada seseorang berkacamata,berkaus putih berlengan panjang,rambutnya yang agak gondrong terlihat belum di sisir,dengan celana jins panjang yang terlihat sangat santai. Menengok ke arahku,berpandangan denganku sebentar. Dan tersenyum untuk pertama kalinya kepadaku. Sejenak,aku bingung dan membalas senyumnya dengan ragu dan malu. Dia mengeluarkan sebungkus besar keripik kentang “mau fi ?” katanya sambil menyodorkannya padaku,”engga ki,makasih. Aku udah ada ko” kataku sambil tersenyum. Ya. Itu Rizki. Dia disana. Dan akan terus ada Rizki sampai 5 hari kedepan selama di jogja,selama kami di bis. Bersama. Rizki,ya Rizki J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun