Komunikasi merupakan hal yang selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses komunikasi sendiri terdiri dari; pengirim, penyandian, kanal, decoding, penerima, umpan balik/feedback, kemudian tanggapan.Â
Pada tahun 2020 ketika terjadi pandemic covid-19 di seluruh penjuru dunia,yang telah membawa perubahan besar. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah proses komunikasi, khususnya di tempat kerja. Masyarakat harus saling menjaga jarak demi menyelamatkan nyawa orang-orang disekitarnya supaya tidak terjangkit virus. Sebuah organisasi/perusahaan harus memutar konsep untuk mempertahankan bisnis mereka. Di mana hal tersebut menyebabkan ekspansi model kerja hibrida.
Konsep hybrid menggabungkan non-keterampilan teknis dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini. Di era digital ini kedepannya konsep hybrid ini akan semakin populer hybrid menekankan kebebasan masa kini dalam melakukan berbagai aktivitas baik di kantor maupun di rumah pandemi kopi 19 telah mengubah banyak lapisan kehidupan masyarakat termasuk proses komunikasi diskusi sebelum pandemi mungkin tidak kembali seperti semula namun hal ini membuat masyarakat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi digital komunikasi merupakan salah satu indikator kinerja konsep hybrid ini alasannya adalah komunikasi perlu dibangun terus menerus untuk mempererat hubungan antara karyawan dan mahasiswa.
Terdapat beberapa keuntungan dalam melakukan komunikasi hibrida yaitu; membentuk lingkungan kerja yang paling memadai, di mana setiap manusia saling menjaga walaupun tidak dalam satu tempat, Memastikan pertukaran informasi penting secara langsung, meningkatkan produktivitas serta mengurangi tingkat stress dan menciptakan aliran kerja yang berkesinambungan.Â
Meskipun sebagian besar perusahaan banyak yang mengakui akan manfaat dari model kerja hibrida. Tentunya akan datang beberapa tantangan dalam sistem kerja ini. Untuk memastikan model kerja hibrida berhasil diimplementasikan, maka sebuah perushaan harus memastikan dengan benar dalam mengatasi isu-isu yang ada. Salah satu permintaan utama sistem kerja hibrida yaitu keseimbangan antara otonomi dan kolaborasi. Untuk itu kemungkinan akan terjadi ketidaksejajaran antara para karyawan yang bekerja di kantor dan yang bekerja melalui jarak jauh.
Salah satu hambatan dalam komunikasi yang efektif pada model kerja hibrida ini yaitu sebuah prasangka pada karyawan. Di amana prasangka tersebut dapat timbul antara pekerja kantoran dan terpencil. Karyawan yang bekerja dari rumah/work from home sering merasa seolah-olah tidak mendapatkan apapun di kantor. Dalam artian, kehidupan kantor sebagai satu-satunya fokus kebudayaan perusahaan kantor. Hal ini menyebabkan kurangnya kinerja dan fokus pada pekerjaan yang sedang dilakukan oleh karyawan. Namun banyak karyawan yang sulit dalam menyesuaikan diri dengan model kerja hibrida ini. Karena masalah yang paling besar lain yang dapat menghambat komunikasi efektif dari kerja hibrida ini yaitu kesehatan fisik serta mental karyawan. Di mana para karyawan satu dengan lainnya juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H