Mohon tunggu...
riyan fuad
riyan fuad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi olaharaga, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melindungi Generasi Muda: Memahami dan Mengamalkan Nilai-Nilai Aswaja An-Nahdliyin melalui Media Sosial sebagai Penangkal Ekstremisme

12 Juni 2024   21:49 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:53 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seiring berkembangnya zaman, semakin mudah untuk menyebarkan paham-paham yang beraliran ekstrem seperti radikalisme, terorisme, dan paham lainnya. Ketika kita mengamati dunia media sosial saat ini, banyak sekali ditemui postingan-postingan yang berisi tentang doktrin tentang paham yang ekstrem tersebut. Mirisnya, paham tersebut dipropagandakan dengan ajaran agama sehingga pemuda yang masih dalam pencarian jati diri dengan mudah terbawa dan terdoktrin dengan paham yang ekstrem tersebut. Sebagai warga nahdliyin yang berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, sudah seharusnya ambil bagian untuk turut mempertahankan ajaran tersebut dan juga menjadikan paham tersebut menjadi pandangan hidup bagi setiap orang. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah diyakini sebagai pemahaman yang benar yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, kemudian diajarkan kepada generasi selanjutnya secara turun temurun. Adanya keyakinan tersebut, menjadi salah satu modal besar untuk menjadikan ajaran Aswaja An-Nahdliyah sebagai tembok untukk membentengi generasi masa kini dari faham ekstrem seerti radikalisme, terorisme, dan faham ekstrem lainnya. Dilihat dari sejarah, Ajaran Aswaja lahir sebagai jalan tengah dua ajaran yang ekstrem yaitu faham Mu'tazilah dan faham Qodariyah. Ketika duafaham tersebut begitu berseberangan, faham Aswaja muncul untuk menjadi jalan yang tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Dari sinilah mengapa Internalisasi nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah harus terus ditingkatkan, yaitu untuk melindungi generasi muda agar tidak mudah terdoktrin paham ekstrem.

Internalisasi paham Aswaja An-Nahdliyah adalah salah satu upaya menanamkan ajaran dan juga kebudayaan faham Aswaja pada diri setiap orang. Proses internalisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ajaran Aswaja An-Nahdliyah seperti Tawassuth, Tawazun, Ta'addul, dan juga Tasamuh harus selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pendidikan memiliki andil besar dalam proses internalisasi faham-faham tertentu, tak terkecuali faham ekstrem yang berbahaya dan dapat berakibat fatal. Dalam dunia pendidikan dapat dilakukan internalisasi dengan memasukkan nilai-nilai Aswaja-Nahdliyah pada kurikulum pendidikan. Proses internalisasi nilai-nilai Aswaja ini secara besar-besaran dilaksanakan dalam dunia pesantren, terlebih Pesantren yang berfaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah.

Bukan hanya melalui dunia pendidikan atau dengan cara konvensional, internalisasi nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah juga harus menyeuaikan dengan generasi yang sedang dihadapi. Penikmat sosial media saat ini merupakan generasi milenial hingga generasi alpha. Cara yang digunakan untuk proses internalisasipun bukan hanya dilakukan secara konvensional seperti ceramah, namun juga dengan mengikuti perkembangan teknologi, melalui sosial media misalnya. Sosial media menjadi salah satu media untuk terus menumbuhkan faham Aswaja bagi generasi muda. Perkembangan sosial media saat ini begitu cepat dan pesat. Siapapun dapat survive ke seluruh dunia hanya dengan gadget yang berada di genggaman tangan. Begitupun ajaran Aswaja dapat digitalisaikan agar mudah diterima oleh kalangan milenial yang semakin maju peradabaannya.

Proses penyebaran dapat dilakukan dengan membuat konten kreatif yang berisi tentang ajaran Aswaja. Konten dapat berupa postingan gambar, video, podcast, ataupun berupa artikel yang menarik. Dalam instagram, kita dapat mengunggah foto yang berisi dawuh dari para guru dan Kyai nahdliyin. Dawuh Guru dan juga Kyai dari kalangan Nahdliyin selalu menyampaikan pesan yang membuat kedamaian dan harus diviralkan. Selain gambar, melalui video-video juga dapat disebarkan dakwah yang menentramkan dari para Guru dan Kyai. Cara lain juga bisa dengan pembuatan poadcast yang membahas isu yang sedang terjadi kemudian dimasukan nilai-nilai Aswaja kemudian disebarluaskan.

Saat ini, peperangan dengan kelompok faham ekstrem bukan hanya dengan acara pengajian secara live, namun melalui sosial media. Sosial media golongan berfaham ekstrem biasanya memiliki daya tarik yang menarik banyak pengguna sosial media dengan senang survive kedalamnya hingga tidak sadar bahwa mereka sebenarnya dalam proses doktrin faham ajaran ekstrem tersebut. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi kaum Nahdliyin untuk terus berfikir kreatif, inovatif, sehingga berhasil menghasilkan kontenkonten bermutu yang tak kalah menarik. Salah satu kunci internalisasi nilai Aswaja An-Nahdliyah melalui sosial media adalah kreativitas. Sebagai warga nahdliyin, harus memiliki berbagai cara untuk dapat membuat konten yang bermutu, unik, dan mengandung nilai ajaran Aswaja tersebut.

Di sisi lain, hal yang harus diperhatikan oleh kaum Nahdliyin adalah pola pikir. Sebagian besar menganggap kaum Nahdliyin adalah kaum yang tertinggal dan berpikiran tradisional. Stigma seperti ini haruslah dihapuskan dengan cara terus membuktikan eksistensi warga Nahdliyin baik secara offline maupun online. Secara offline seerti yang telah disebutkkan yaitu dengan cara pengadaan pengajian umum, diskusi, dimana dalam setiap pelaksanaannya disisipkan nilai-nilai Aswaja sebagai bentuk upaya internalisasi faham Aswaja An-Nahdliyah. Sebelum melakukan proses internalisasi, sudah menjadi keharusan bagi kaum Nahdliyin untuk membenahi kebiasaan yang sering dilakukan. Nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah yang diterapkan oleh warga Nahdliyin tidak perlu diragukan lagi. Akan tetai, terrdapat satu kebiasaan warga Nahdliyin yang masih melekat, yaitu molornya waktu untuk pelaksanaan kegiatan. Mengapa hal ini berpengaruh dalam proses internaliasi nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah kepada masyarakat? Karena, bagaimanapun juga contoh yang baik dapat memengaruhi pola pikir masyarakat, contohnya dengan pendisiplinan waktu kegiatan. Dengan disiplin ini juga menjadi modal besar untuk proses internalisasi faham Aswaja kepada masyarakat. Secara online dapat dibuktikan dengan mengoptimalkan berbagai sosial media yang berisi eksistensi warga Nahdliyin. Eksistensi ini dapat dibuktikan dengan bentuk tulisan karya ilmiah, karya tulis, video kreatif, poadcast, yang semuanya mengandung ajaran nilai Aswaja guna proses internalisasi nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan oleh warga Nahdliyin saat ini adalah, bagaimanacara menjadikan media-media Nahdliyin yang berisi ajaran Aswaja An-Nahdliyah tersebut dapat menarik perhatian kaum milenial hingga generasi alpha. Saat ini baik di instagram, facebook, youtube, sudah terisi berbagai konten yang bermanfaat. Namun, bila melihat dari sisi viewer, media NU masih tertinggal dengan media golongan yang berfaham diluar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Permasalahan tersebut terlihat sepele, namun berdampak besar erhadap eksistensi warga NU yang berfaham Aswaja dikalangan masyarakat. Sudah seharusnya warga Nahdliyin mengakses media-media NU untuk memeperleh viewer yang banyak. Intensitas vieswer ini berdampak pada kepercayaan masyarakat untuk memilih media sebagai sumber rujukan. Ketika media-media NU yang menjadi sumber rujukan, mka secara tidak langsung proses internalisasi ini dapat dikatakan berhasil. Media NU dari youtube, instagram, dan mesia sosial lainnya patut dijadikan sumber rujukan, karena sudah dapat dipastikan bahwa sumber-sumber terebut diambil dari dawuh para Guru, Masayikh, dan juga Kyai NU yang tenu saja sumber rujukannya bukan hanya dari beberapa sumber. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah pun bersifat moderat. Sehingga ketentuan-ketentuan yang diambil mengikuti perkembangan aan serta tidak kolot dan pada akhirnya akan mudah diterima masyarakat. Atas dasar inilah mengapa warga nahdliyin sudah seharusnya mengarahkan masyarakat untuk merujuk pada para Guru, Kayai NU dan juga media NU untuk dijadikan rujukan tepercaya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun