Mohon tunggu...
RYAN FEBIANTO
RYAN FEBIANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA

Saya mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Model Satu Tahap dan Dua Tahap

8 Juli 2024   00:59 Diperbarui: 8 Juli 2024   02:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

IMPLENTESI MODEL SATU TAHAP DAN DUA TAHAP MEDIA MASSA SAAT INI DI INDONESIA

  • Model Satu Tahap

Teori komunikasi satu tahap (one-step flow theory) adalah model yang menggambarkan bagaimana media massa berkomunikasi secara langsung dengan khalayak. Dikembangkan selama Perang Dunia II, model ini menyatakan bahwa media memiliki pengaruh yang signifikan terhadap khalayak, yang dipandang sebagai penerima pasif yang tidak dapat menghindari pesan media. Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa media massa menyampaikan pesannya secara langsung kepada khalayak tanpa perantara. Ini merupakan perluasan dari model jarum hipodermik, di mana pesan dikirimkan melalui media massa secara langsung kepada komunikan tanpa perantara. Namun, pesan tersebut tidak menjangkau semua komunikan dan tidak memiliki efek yang sama pada setiap orang. Model ini mengasumsikan:

  1. Media tidak memiliki kekuatan yang tetap.
  2. Aspek-aspek seperti pemaparan selektif, penerimaan, dan interpretasi memengaruhi dampak suatu pesan.
  3. Efek yang berbeda terjadi pada setiap orang yang menerima komuni.

Berikut adalah contoh penerapan model komunikasi aliran satu langkah di negara ini:

  1. Situs Pemerintah Situs pemerintah, seperti yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menyampaikan informasi secara langsung kepada publik tanpa melibatkan pemimpin opini. Situs ini memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia tentang peristiwa terkini, sedangkan situs Kementerian Kesehatan menyediakan informasi tentang penyakit, gejala, tindakan pencegahan, dan topik terkait kesehatan lainnya.
  2. Iklan Iklan memengaruhi persepsi khalayak terhadap suatu produk atau layanan. Sejalan dengan model aliran satu langkah, iklan pada produk makanan, misalnya, menciptakan rasa ingin atau hasrat untuk membeli barang tersebut saat pemirsa terlibat dengan iklan tersebut.

Intinya, teori aliran satu langkah menggarisbawahi transmisi langsung pesan-pesan media kepada khalayak, menyoroti dampak dan berbagai efek yang dapat ditimbulkan komunikasi ini terhadap individu.

  • Model Dua Tahap

Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan H. Gaudet memperkenalkan Model Aliran Dua Langkah pada tahun 1944. Melalui penelitian mereka, mereka menemukan bahwa paparan media memiliki pengaruh yang terbatas pada pemilihan kandidat presiden oleh publik. Sebaliknya, orang cenderung lebih banyak mendengarkan pemimpin opini. Media massa memengaruhi para pemimpin opini ini, yang pada gilirannya memengaruhi pengikut mereka dalam lingkungan interpersonal. Model ini khususnya relevan di daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, di mana individu dengan status, pendidikan, dan kredibilitas yang tinggi menjadi pemimpin opini. Pemimpin opini sering kali lebih dipercaya daripada pesan dari media massa. Dinamika ini kurang berlaku di daerah perkotaan, di mana orang pada umumnya lebih mempercayai media massa daripada

Model Aliran Dua Langkah beroperasi dalam dua tahap:

  1. Pada tahap pertama, informasi mengalir dari sumber informasi ke pemimpin opini. Tahap ini
  2. Pada tahap kedua, pemimpin opini menyebarkan informasi kepada masyarakat. Tahap ini

Di Indonesia, pemimpin opini terus memegang pengaruh yang signifikan. Selama peristiwa seperti pandemi Covid-19, di mana banyak berita bohong beredar di media, model komunikasi dua langkah terbukti penting untuk menyebarkan informasi yang akurat. Pemerintah bekerja sama dengan pemimpin opini lokal (tokoh masyarakat) untuk mendidik masyarakat tentang pencegahan virus. Pendapat para pemimpin lokal ini memperkuat informasi yang diberikan oleh pihak berwenang, membantu meningkatkan kesadaran

KESIMPULAN

Menurut, model satu tahap pada satu sisi, media mampu berkomunikasi dengan mengirimkan pesannya secara langsung kepada khalayak. Namun di sisi lainnya, media tidak memiliki pengaruh yang kuat. Karena tidak ada jaminan bahwa penerimaan serta pemaknaan pesannya sama seperti yang dikehendaki media.

Sebaliknya model dua tahap merupakan proses komunikasi terjadi dalam dua tahap: pertama, dari sumber informasi ke pemimpin opini, dan kedua, dari pemimpin opini ke masyarakat luas. Di Indonesia, konsep pemimpin opini masih berlaku kuat, terutama dalam konteks penyebaran informasi mengenai isu-isu sensitif seperti pandemi Covid-19. Model ini memperlihatkan pentingnya peran pemimpin opini dalam mendukung edukasi dan pencegahan melalui kolaborasi dengan pemerintah. Dalam konteks pandemi, para pemuka daerah membantu memperkuat pesan-pesan pemerintah untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya virus ini, menjadikan mereka sebagai penghubung yang kredibel antara informasi dari media massa dan penerima akhir, yaitu masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun