Mohon tunggu...
Riyan Egar Egik Wijaya Kusuma
Riyan Egar Egik Wijaya Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya sebagai mahasiswa aktif Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Film

Dampak Sosial Melalui Pemasaran Film Dokumenter: Peran Media dan Komunitas

8 November 2024   03:30 Diperbarui: 8 November 2024   07:19 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film dokumenter cerminan realitas yang kerap menyentuh isu-isu sosial yang pelik dan film dokumenter mencakup wawasan atau kejadian yang fakta di lingkungan sekitar, film dokumenter memiliki potensi luar biasa untuk menginspirasi perubahan. Ketika dipromosikan sesuai dengan strategi pemasaran yang komprehensif, film dokumenter tidak hanya menciptakan hiburan, tetapi juga menciptakan perasaan sosial dan berperan sebagai katalisator bagi gerakan. Dalam rangka itu, hal tersebut mempengaruhi persepsi atas fenomena tertentu dan menyebabkan respons sosial yang nyata. Namun, potensi ini hanya akan tercapai jika film dokumenter dipromosikan secara efektif dengan bantuan pihak ketiga, termasuk media dan komunitas.

Dalam era aliran informasi yang cepat, film dokumenter berfungsi sebagai pandangan bagi mereka yang merindukan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar mereka. Film dokumenter ini tidak hanya menyajikan fakta dan angka, tetapi juga menimbulkan perasaan dan empati dari penontonnya. Film dokumenter menarik perhatian karena naskah yang ditulis dengan baik dan pemandangan yang indah yang mampu membangkitkan rasa perenungan yang dalam, menantang sudut pandang, dan mendorong keterlibatan aktif dengan isu-isu sosial yang sedang dibahas.

Media massa, baik media tradisional maupun media digital, memainkan peranan yang sangat penting dan sentral dalam pembentukan persepsi publik. Media bisa menjadi penghubung antara sinema dan audiens serta memberikan apresiasi mendalam bagi film dokumenter di khalayak. Ulasan, wawancara, atau kampanye iklan yang ditawarkan di media dapat meningkatkan peluang film dan membangkitkan opini masyarakat.

Sampai di sini, peran media sudah bisa dibilang terlalu fokus pada pengiklanan. Namun tanggung jawab media adalah melaporkan informasi yang benar, tidak bias, dan dalam konteks. Kebohongan atau informasi yang tidak dapat dipercaya dapat merusak reputasi video dokumenter dan mempengaruhi kemajuan upaya perubahan sosial juga.

Jadi media memainkan peran penting dalam memasarkan film dokumenter, terutama dalam membentuk opini publik. Sebagai sarana komunikasi yang efektif, media dapat memberi informasi kepada massa tentang film dokumenter dan mempengaruhi cara masyarakat memandang isu-isu yang disajikan dalam dokumenter. Misalnya, dengan bantuan media, seperti melalui ulasan film di surat kabar, wawancara dengan sutradara film atau beberapa subjek film yang ditampilkan di televisi atau melalui berbagi cuplikan atau trailernya di jejaring sosial, media membantu menciptakan harapan dan minat terhadap film dokumenter.

Selain itu, media massa memfasilitasi rekontekstualisasi dokumenter oleh audiens dan penggemar. Media juga berfungsi sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran tentang isu sosial, politik, atau lingkungan yang diangkat dalam dokumenter. Media sosial khususnya membantu aliran informasi yang cepat, memungkinkan audiens untuk menjalankan hak mereka untuk terlibat dalam diskusi dan berbagi ide yang dapat membantu membentuk opini publik. Dengan memberikan penekanan khusus pada film dokumenter yang relevan, media massa mampu mengubah persepsi sosial tentang isu tersebut, meningkatkan paparan film, dan secara efektif berkontribusi untuk memicu perubahan sosial atau kesadaran kolektif.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi dokumenter, karena informasi yang tersebar, promosi yang digunakan, dapat bersifat ekstensif serta mampu menghasilkan persepsi di kalangan penonton dokumen yang ditargetkan.

Sedangkan komunitas dalam pemasaran film dokumenter, memiliki peranan penting, khususnya dalam menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan penonton terhadap isu-isu yang disajikan dalam film tersebut. Dalam praktik pemasaran, keberadaan komunitas yang kuat dan aktif ternyata menjadi instrumen yang sangat ampuh untuk ‘menciptakan kehebohan’ dan membangkitkan minat terhadap film dokumenter di kalangan masyarakat. Komunitas tersebut dapat berupa kelompok penggemar, aktivis, dan bahkan profesional jika mereka memiliki minat yang sama terhadap fokus pokok bahasan film dokumenter tersebut.

Salah satu tujuan utama komunitas untuk mempromosikan film dokumenter adalah merekomendasikan film tersebut melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Karena sebagian besar waktu orang menjadi cukup terlibat dengan tema atau pesan yang terkandung dalam film dokumenter, orang-orang tersebut tidak menyimpan informasi untuk diri mereka sendiri dan memberi tahu teman dan rekan bahkan di luar Internet, yaitu secara offline. Perdebatan dan diskusi yang terjadi di komunitas termasuk situs jejaring sosial, tantangan penonton, dan bentuk-bentuk pertemuan lain yang berfokus pada pokok bahasan film, dapat meningkatkan eksposur film tersebut, sehingga menarik penonton baru yang sebelumnya tidak mengetahui apa pun tentang film tersebut.

Komunitas juga dapat menjadi basis pendukung dalam menjalankan kampanye sosial terkait film dokumenter. Berapa Banyak Film Dokumenter yang Mengangkat Isu Sosial, Lingkungan, atau Politik yang Memerlukan Partisipasi Penonton untuk Perubahan yang Efektif? Kampanye peningkatan kesadaran disiapkan oleh komunitas yang kurang diperhatikan dengan mudah. Mereka dapat menyebarkan materi kampanye, seperti poster digital, membuat petisi, atau memobilisasi dan melakukan kegiatan diskusi atau pemutaran film. Dengan cara ini, komunitas bertindak tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai peserta dalam proses komunikasi yang berkontribusi pada pesan yang dipromosikan oleh film tersebut.

Selain itu, komunitas ini sering kali memiliki ikatan yang kuat dengan media lokal atau alternatif yang dapat membantu film dokumenter ini mendapatkan lebih banyak eksposur. Mereka dapat bertindak sebagai fasilitator dengan mengatur wawancara dengan para pembuat film, memfasilitasi pemutaran film selama beberapa acara komunitas, atau bahkan membantu mengumpulkan uang untuk distribusi film. Misalnya, dalam kasus film tentang perubahan iklim, komunitas pemerhati lingkungan dapat membantu menyelenggarakan acara pemutaran atau diskusi terkait film tersebut.

Selain itu, di era digital yang disertai dengan media sosial ini, komunitas daring juga sangat berperan dalam promosi film dokumenter saat ini. Di aplikasi seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok, anggota komunitas dapat dengan mudah mengunggah klip film, ulasan, atau komentar mereka tentang topik tersebut. Jangkauan film tersebut ke khalayak yang lebih luas juga dapat dikaitkan dengan kehadiran anggota komunitas yang merupakan tokoh publik atau media.

Dengan demikian, komunitas bukan sekadar khalayak pasif, tetapi peserta aktif dalam pemasaran dan promosi film dokumenter. Mereka membantu dalam meningkatkan kesadaran, membangun keterlibatan khalayak, dan memperluas jangkauan sosial film tersebut. Namun, sering kali komunitas yang berdedikasi menjadi aset komersial, yang penting untuk pemasaran film dokumenter. Mereka mampu menyampaikan pesan film organik dan menciptakan efek yang lebih bertahan lama karena gerakan perubahan sosial, yang lebih mudah dilakukan oleh mereka daripada audiens lainnya.

Kesimpulannya yakni peran media dan komunitas menimbulkan dampak sosial yang sangat tinggi untuk pemasaran film dokumenter. Pemasaran film dokumenter tidak hanya tentang mengiklankan produk audio-visual, tetapi juga memiliki dampak sosial yang jauh lebih luas. Media dan komunitas berperan penting dalam hal ini. Melalui media, jumlah penonton film dokumenter meningkat dan memengaruhi masyarakat terkait isu-isu yang disajikan dalam film. Pada saat yang sama, penonton yang tertarik dengan subjek film secara aktif bertindak sebagai agen perubahan, menciptakan, berbagi informasi, dan meningkatkan partisipasi penonton. Interaksi media dan masyarakat itu sendiri menghasilkan sinergi yang meningkatkan pesan film, dan meningkatkan kesadaran dan tindakan penonton tentang tujuan sosial yang menghasilkan perubahan positif bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun