Selain itu, di era digital yang disertai dengan media sosial ini, komunitas daring juga sangat berperan dalam promosi film dokumenter saat ini. Di aplikasi seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok, anggota komunitas dapat dengan mudah mengunggah klip film, ulasan, atau komentar mereka tentang topik tersebut. Jangkauan film tersebut ke khalayak yang lebih luas juga dapat dikaitkan dengan kehadiran anggota komunitas yang merupakan tokoh publik atau media.
Dengan demikian, komunitas bukan sekadar khalayak pasif, tetapi peserta aktif dalam pemasaran dan promosi film dokumenter. Mereka membantu dalam meningkatkan kesadaran, membangun keterlibatan khalayak, dan memperluas jangkauan sosial film tersebut. Namun, sering kali komunitas yang berdedikasi menjadi aset komersial, yang penting untuk pemasaran film dokumenter. Mereka mampu menyampaikan pesan film organik dan menciptakan efek yang lebih bertahan lama karena gerakan perubahan sosial, yang lebih mudah dilakukan oleh mereka daripada audiens lainnya.
Kesimpulannya yakni peran media dan komunitas menimbulkan dampak sosial yang sangat tinggi untuk pemasaran film dokumenter. Pemasaran film dokumenter tidak hanya tentang mengiklankan produk audio-visual, tetapi juga memiliki dampak sosial yang jauh lebih luas. Media dan komunitas berperan penting dalam hal ini. Melalui media, jumlah penonton film dokumenter meningkat dan memengaruhi masyarakat terkait isu-isu yang disajikan dalam film. Pada saat yang sama, penonton yang tertarik dengan subjek film secara aktif bertindak sebagai agen perubahan, menciptakan, berbagi informasi, dan meningkatkan partisipasi penonton. Interaksi media dan masyarakat itu sendiri menghasilkan sinergi yang meningkatkan pesan film, dan meningkatkan kesadaran dan tindakan penonton tentang tujuan sosial yang menghasilkan perubahan positif bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H