Beberapa perjalanan yang menyenangkan bisa saja datang dari ide spontan dan ajakan basa-basi, yang tersambut dengan baik tentunya.
Cerita perjalanan kami ke gunung Sepikul di Desa Tiyaran dan wisata Batu Seribu di Desa Pacinan Kabupaten Sukoharjo, juga datang dari ajakan spontan dan ide basa-basi.
Berawal dari seorang teman di ruang kelas yang tiba-tiba bertanya tentang tempat wisata yang bagus di Solo Raya, seorang teman menyambut baik dengan merekomendasikan Gunung Sepikul di Sukorharjo sebagai tempat yang bagus untuk melepas penat dan healing sejenak.
“Kita bisa menikmati matahari fajar dengan bulat keemasan,” tukasnya penuh semangat.
Kami pun menyambut baik untuk berangkat ke sana dengan persiapan seadanya, tanpa survey , tanpa berpikir apa yang akan kami jumpai di sana.
Bermodal keyakinan inilah kami bersepakat untuk berangkat. Menyusuri jalanan kota Sukorhajo yang perlahan ramai di waktu pagi, barisan sawah-sawah selepas panen membawa kami tiba di kaki Gunung Sepikul.
Ya, meskipun maps sempat membuat kami salah arah.
Berangkat kesiangan dari Solo, juga membuat kami gagal menikmati fajar yang ditawarkan.
Tiba-tiba Gunung Sepikul
Ada kilasan sejarah yang luput dari cerita Cinta Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang yang legendaris itu. Bahwa Gunung Sepikul adalah serpihan dari candi yang gagal dibangun Bandung Bondowoso oleh sebab kokok yang dipaksakan oleh Roro Jonggrang.