Mohon tunggu...
RYAN BAYU CANDRA
RYAN BAYU CANDRA Mohon Tunggu... -

You know who i am..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Save Our Timnas

13 Oktober 2014   19:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

- Suasana jelang pertandingan TIMNAS U 19 vs Australia U19 minggu sore bener-bener membuat gue tegang, bahkan dari semalam gue ga bisa tidur, kedengerannya lebay yah, tapi gue sejak kecil emang penggila Timnas Indonesia, sejak zaman ZULKARNAEN LUBIS, dengan rambut model mirip "awan panas" bergerak-gerak membawa bola, RULLY NERE, dengan khas baju yang kepanjangan selalu di keluarin kalau bertanding, selalu bikin gue lebih baik nonton Timnas dari pada nonton film-film kartun.
- Gue masih inget, gimana timnas senior dulu sempet ngasi harapan, dengan kiper yang sangat fenomenal HERMANSYAH, yang menurut gue adalah masih kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia sampai saat ini. Mereka sempet memberi harapan sampai akhirnya "PHP" ditangan korsel dengan skor 4 - 1, di Senayan.
- Seinget gue, Timnas ga pernah menang melawan Korsel sejak saat itu, sampai akhirnya harapan gue terlanjur lahir kembali, saat liat Timnas U19, bahkan sempat unggul 3 - 1 lawan Korsel di Senayan, walau dalam kondisi lapangan yang becek dan hujan lebat pada saat itu.
- Dan ternyata itulah penampilan terbaik yang terakhir buat Tim yang menyandang label Negara gue, bener-bener terakhir!.. setelah itu, Tim yang dulu sempet bikin gue nganga dengan "pepepa" nya, cuma bikin gue banting remote.
- Aneh, tapi nyata, seperti kena sihir, begitu melihat mereka tampil di turnamen HBT, mereka seperti keluar dari sebuah kamar bersama-sama, lalu tiba-tiba tidak mengenal satu sama lain. Mereka tim yang sudah berkumpul bersama, bermain seperti tim yang baru dibentuk, salah passing, gaya long pass dari belakang, langsung ke depan, tapi umpannya entah ke planet mana.
- Lalu gue berfikir, "buat apa yah mereka di ikutin HBT". Oh iya, sebelumnya mereka sering gue liat di tv, sebagai pecinta sepak bola timnas, tentu seneng dong, kalo pertandingan timnas sering ada di TV, tapi kali ini gue sampe muak.. asli baru kali ini timnas main ga gue tonton, dan sengaja ga nonton, karena terlalu sering di tur nasional, dan lawannya, yah kita tau bersama levelnya seperti apa.
- Akhirnya gue ngerti, setelah menganalisa, tentunya ekploitasi timnas U19 ga lain dan ga bukan hanya untuk "UANG". Sering bertanding, sering banyak pemasukan lewat tiket. Karena memang antusiasme masyarakat Indonesia sama timnas ini gede banget!!..
- Oke belum cukup sampai situ, perubahan dari turnamen Cotif ke HBT, lebih aneh lagi, PSSI gitu loh, induk olah raga tertua, kok management nya amburadul begitu?.. tapi ternyata itu bukan nya ga sengaja, memang sebuah kesengajaan, PSSI akhirnya mengirim timnas ini ke HBT, berharap mereka membawa gelar juara dari HBT, mengharumkan nama Indonesia?.. ya ga lah!.. Melebelkan bahwa pengurus PSSI berhasil memberikan program yang tepat untuk Timnas!!.. Tapi kenyataannya? Kalo mau cari duit dan popularitas ya jangan lewat timnas dong, coba buat kompetisi yang rapi, bersih, disiplin, bukannya menjual Timnasional lewat tour nusantara.
- Dan malapetaka pun terjadi, setelah Timnas kebanggaan kita hancur di HBT, rentetan kekalahan lain pun tak terhindarkan, sampai puncaknya pada kekalahan yang menyakitkan berujung "PHP" ditangan Uzbekistan, dan Australia. Selesai sudah perjuangan Timnas U19, selesai sudah harapan masyarakat, dan gue selaku pencinta Tim Nasional.
- Sedih, kecewa, putus asa lebih dalam sama harapan bahwa kita akan punya TIM NASIONAL yang bisa menembus piala dunia walau piala dunianya under 20. Gue duduk lesu depan TV, mau marah, geregetan, tapi ga tau siapa yang mau di salahin, masa pemain?.. pemain kalo cuma mau kalah, ya tidur-tidur an aja dilapangan, tapi kan kita liat sendiri, mereka kaya apa di lapangan, kaya kuda lumping jejingkrakan, lari sana lari sini, pontang panting, tapi dengan santai nya di tepis-tepisin sama kiper nya Australia.
- Apakah indra syafrie yang salah?.. ya ga tau juga deh, tapi emang permainan timnas monoton, lari dari sayap, umpan lambung ke tengah, atau dari belakang langsung ke sayap kiri, ke Ilham Udin, lari kenceng, ke sayap dan.. "BLAR".. ilang!!.. malah kadang Ilham nya belum lari, umpannya udah ga tau ke mana. Tapi apa itu kesalahan pelatih?.. ya mungkin aja coach Indra terlambat berbenah, beliau baru berbenah pada saat timnas selesai lawan Barcelona, belum sempat dipahami maksudnya oleh anak didiknya, mereka harus segera ke myanmar.
- Apakah ini kesalahan PSSI??.. Ya kalo ini gue setuju, pake banget!!.. Management nya emang harus di rubah, money oriented nya terlalu besar ketimbang Nasionalisme nya. Ga pernah bikin program yang jelas, kompetisi yang sering rusuh, penegakan disiplin dalam kompetisi yang amburadul, wasit dipukulin, pemain berantem, supporter bunuh-bunuhan. GILA!.. Gimana mau punya timnas yang tangguh, lha ini internalnya aja masih carut marut!!..
- Coba yah bikin kompetisi yang lebih elit, misalnya, pembatasan penggunaan pemain asing, misalnya cuma 3 (kayanya sih sekarang mau diberlakukan deh) Tapi ke tiganya harus mega bintang, kalo ga mampu bayar, cukup pake satu aja. Penggunaan pemain Top Dunia akan mendongkrak nilai jual Liga loh, liat itu liga sepak bola Amerika, Amerika itu kenal bola dari kapan?.. kita udah kalah dari Amerika kan?..
- Karena itu cukup satu kata untuk selamatkan Tim Nasional, Revolusi Management Sepakbola, mungkin ga perlu ganti semua, tapi gue fikir keberadaan BTN di samping PSSI, itu mubazir, BTN itu kan yang ngurus TIMNASIONAL, masa ketua nya malah bilang salah PSSI, lah selama ini yang urus kan BTN!? ANEH!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun