Melihat penampilan timnas secara keseluruhan di piala AFF 2014 di Vietnam, tentu akan sangat mengecewakan buat para pencinta Timnas Indonesia. Belum sembuh sakit hati saya melihat gagalnya U 19, ditambah melihat U 23 dibantai thailand kini saya dan masyarakat Indonesia pada umumnya kembali disuguhkan kekalahan yang seolah tetap harus kita maklumi. Dan walaupun pada pertandingan terakhir timnas mampu memenangkan pertandingan melawan laos, menurut saya tetap saja timnas tidak memainkan permainan yang meyakinkan.
Cirikhas permainan Indonesia adalah longpass  tak terarah, passing yang terbaca, dan ini semua adalah masalah yang dialami oleh seluruh kelompok umur Timnas Indonesia. Dan penampilan buruk masih berlanjut terus menerus dalam 3 bulan terakhir ini adalah hanya kehancuran demi kehancuran yang dipertontonkan.
Muak? Tentu saja! Berapa banyak orang yang ingin bersorak bersama teman2 nya, keluarganya, Â berteriak GOL dan mematikan televisi dengan rasa puas, karena kemenangan tim sepak bola negara kita!! Kami para suporter rindu berpawai kemenangan. Jangan kan untuk level asia, untuk asia tenggara saja kita sudah sangat sulit. Ada apa dengan sepak bola Indonesia???
Sedikit-sedikit tapi pasti kita berjalan mundur, pada tahun 80an kita punya dua tim nasional.. Garuda satu dan Garuda dua, yang sangat disegani dikawasan asia tenggara,
Proyek demi proyek bergulir dengan alasan mimpi garuda dapat tampil dikancah dunia, dari primavera, bareti, sampai pengiriman sekelompok anak muda ke urugay, hasilnya??? NOL!!
Saya tetap tidak setuju kalau saat inu timnas u19 atau Garuda Jaya lebih hebat dari Garuda U 40 pilihan ridle, kalau fisik dan tehnik oke, tapi sampai kapanpun kalau sudah dipertandingan resmi pasti kita hancur.
Kini Tv yang biasa saya pergunakan untuk menonton piala AFF 2014 telah saya matikan, entah kapan lagi tv saya akan saya nyalakan?! Kenapa sih dengan sepak vola Indonesia? Kenapa sih Zul Kifli syukur permainannya aneh? Kenapa M Robi? Â .. Riedle telab melakukan blunder bahkan sebelum pertandingan dimulai, tim pelatih cenderung memilih pemain yang sama sekali tidam punya kecepatan!..
Kita tidak akan ada habisnya membicaran ini, dan saya kecewa bukan hanya pada pengurus, tapi juga pemain serta pelatih..
salam 4-0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H