Mohon tunggu...
Ryan Aldo
Ryan Aldo Mohon Tunggu... -

I still remember the first

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ugly Boss

27 Oktober 2012   23:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="" align="aligncenter" width="425" caption="community.imaginefx.com"][/caption]

Busway melaju dengan kecepatan tinggi melintasi jalan Sudirman. Dona yang berdiri berdesakan mulai merasa gerah dan risih. Selain terhimpit di antara penumpang, keringat yang bercucuran telah menghapus make up tipis di wajahnya.  "arghh... Stupid me!" Gumannya.

Harusnya Dona berangkat lebih awal bersama beberapa pegawai yang biasanya dijemput mobil kantor. Namun karena kesiangan ia terpaksa harus memilih busway dibandingkan taksi sebagai alternatif tercepat.

Beberapa menit berlalu, akhirnya busway tiba di halte Dukuh Atas, Dona bergegas turun karna sudah tak tahan.

Dalam himpitan dan aksi dorong dari penumpang lain Dona kehilangan keseimbangan dan jatuh. Untung saja sebelum terbentur lantai halte, seorang lelaki bertubuh besar memeluknya dari belakang. "Hati-hati nona!" Seru lelaki itu.

"Makasih ya mas, saya sangat berterima kasih," ujarnya sambil merapikan pakaian dan rambutnya.

"Fine.. lain kali hati-hati saat menuruni busway ya!" Kata lelaki itu lalu berlalu darinya.

"Mas sebentar! Siapa nama anda dan....?" Sambil menatap punggung lelaki itu, Dona melihatnya  berjalan tanpa menoleh ke belakang. "Sialan..! Mau berterima kasih, malah dicuekin." Gumannya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan halte menuju jembatan penyeberangan.

Dari jauh, Dona menatap lurus ke depan, memperhatikan lelaki itu dari jauh hingga hilang di kerumunan.

***

"Sialan banget hari ini Sin.  Udah kesiangan, hampir saja aku diopname lantaran jatuh di halte busway tadi." Kata Dona kepada sahabatnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun