Bagi Travis, ajakan kepada Hunter untuk mencari Jane di Houston adalah sebuah ikhtiar demi menambal ruang kosong yang ada di hatinya. Ia ingin menyusun kembali kepingan-kepingan dari keramik hidupnya yang sudah pecah. Terutama upayanya menyatukan dua bagian paling besar nan berharga di bangunan dirinya. Dan berhasil di bagian-bagian akhir film. Dari kejauhan, di bawah parkiran yang diterangi sinar lampu berpendar hijau, Travis menyaksikan momen pertemuan ini. Jane mengusap rambut di kepala Hunter, merangkulnya, lalu berdiri. Dengan Hunter yang masih dalam pelukannya, Jane berputar beberapa kali seperti seorang penari balet. Mungkin bagi Jane, Bumi telah berputar kembali, sebagai simbol kehidupan, setelah sekian lama larut dalam diam dan mati. Setelah momen itu selesai, Travis menaiki mobilnya lalu pergi, membawa senyum aneh entah apa.
Film selesai.
Kenapa pergi? Toh, ia bisa memulai hidup baru lagi. Tidakkah selalu ada awal di setiap akhir suatu babak? Mulai dari nol kecil juga tidak apa-apa, hitung-hitung sebagai uang tebusan atas kesalahan di masa lalu. Juga sambil tetap berharap melanjutkan mimpi besarnya untuk tinggal bersama Jane dan Hunter di Paris, Texas, sebuah tempat di mana di sana pernah hidup kenangan tentang ayah dan ibunya. Tetapi Wim Wenders meninggalkan itu sebagai sebuah tanda tanya. Mungkin memang selalu ada sesuatu yang tak akan pernah kembali setelah ia pergi, dan bahkan ketika ia kemudian datang lagi. Apa itu dan mengapa? Jawabannya, hanya Travis yang tahu atau orang-orang yang pernah mengalaminya langsung. Tebak-tebak buah manggis tak bisa tepat pas justru karena manusia memiliki 1001 pintu rahasia di dirinya yang tak akan pernah bisa dipetakan. Sama seperti pertanyaan kenapa Kurt Cobain menembak dirinya sendiri atau Elliot Smith menikam dirinya sendiri. Mungkinkah datangnya ketenaran dan keberpunyaan pangkat lima tak mampu menambal ruang kosong yang ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya? Mungkin, tetapi itu hanya satu dari banyak kemungkinan lain yang pastinya juga akan memunculkan banyak pertanyaan turunan di belakangnya. Sambil menduga-duga, mari kita tunggu verifikasi mereka di Kompasiana. Loh?
Kredit foto:Â www.axiomfilms-shop.co.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H