Mohon tunggu...
Ryan Charlie
Ryan Charlie Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saatnya Hijrah Politik, Indonesia Maju Tanpa Pemimpin Koruptor

27 Februari 2019   12:19 Diperbarui: 27 Februari 2019   18:48 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: netizen.media

Korupsi, apa yang terlintas difikiran kalian ketika mendengar kata korupsi ataupun koruptor? Mengecewakan, Penghancur negara, perusak bangsa, atau mungkin yang lebih ekstrem lagi? Kalian gak salah kok. Korupsi memang merusak dan menghancurkan. Korupsi itu diibaratkan dijajah oleh orang sendiri. Sakit memang, kita gak akan kuat. Karna dari korupsi itu yang diuntungkan hanya individu tertentu, sisanya (terutama masyarakat) ya dirugikan.

Habis ya rasanya kata-kata yang mau disampaikan ke koruptor ataupun eks koruptor. Udah ada aturannya tentang larangan dan pidana untuk pelaku korupsi, udah dihina-hina dan dihujat di dunia nyata dan dunia maya, masih aja tebal muka untuk tampil dan mencalonkan diri lagi di politik. Gak ada bosan-bosannya, gak ada kapok-kapoknya, ya? Apa hukuman untuk koruptor tidak memberikan efek jera bagi pelaku? Terus harus gimana dong?

Bapak Jokowi sendiri sebenarnya tidak terlalu menentang pencalonan mantan terpidana korupsi, karena untuk berpolitik itu memang sudah menjadi hak semua orang termasuk di dalamnya eks koruptor. Tetapi bapak Jokowi sendiri juga meminta KPU untuk memberikan tanda khusus yang bertuliskan "Mantan Koruptor" di nama-nama caleg eks koruptor. Mungkin biar masyarakat tahu siapa yang pantas dan gak pantas untuk dipilih kali ya?

Sebenarnya pencalonan caleg eks koruptor memerlukan kesadaran dari semua pihak-pihak yang mungkin terlibat, baik dari eks koruptor itu sendiri agar tidak tebal muka dan mencalonkan diri lagi, partai yang seharusnya menolak caleg eks koruptor yang kembali mencalonkan diri, masyarakat yang seharusnya tidak memilih caleg eks koruptor agar mereka merasa tidak diinginkan hingga akhirnya jera.

Sekarang aja yang mencalonkan eks koruptor ada 16 partai dan total eks koruptor yang dicalonkan ada 81 orang. Partai yang bersih hanya ada 2 partai untuk saat ini, yaitu NasDem dan PSI. PSI partai baru sih, belum terlalu kelihatan rekam jejaknya. Tapi NasDem berbeda, sudah hampir 8 tahun semenjak NasDem didirikan, dan masih konsisten dengan janjinya untuk tidak mencalonkan eks koruptor. Sebenarnya NasDem sudah cukup bagus untuk dijadikan contoh bagi partai-partai yang lain yang memang ingin membawa Indonesia ke perubahan yang lebih maju lagi. Aku pribadi sih gak akan milih eks koruptor, sorry sorry aja. Kalau kalian gimana?  Masih mau dipimpin sama eks koruptor yang udah pernah ngecewain kita sekali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun