Sudah 73 tahun Indonesia merdeka. Namun, dalam rentang waktu itu, Indonesia masih menjadi negara biasa-biasa saja. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Baik hasil bumi maupun hasil laut yang begitu luas bila dibandingkan dengan negara lain. Â
Belum lagi, minyak bumi yang melimpah, hasil pertambangan ermas dan batu bara harusnya cukup mengangkat derajat Indonesia ke level yang tinggi. Harusnya, kekayaan alam ini menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Apalagi, bila sumber daya alam ini terkelolah dengan baik oleh masyarakat dalam negeri.
Sayang, pada kenyataannya, masyarakat kita belum bisa mengelolah hasil alam ini dengan maksimal. Apakah penyebabnya?. Ya, salah satu penyebabnya adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kita masih rendah. Seperti kita ketahui, kualitas menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara.
Sebenarnya, kita tidak perlu ketakutan dengan kondisi ini. Lantaran, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) mengemban ilmu di luar negeri. Atau bekerja di luar negeri demi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bekerja yang lebih ketimbang bekerja di dalam negeri.
Para WNI 'perantau' ini dikenal dengan istilah diaspora. Pada 2017 lalu, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia pernah merilis, total jumlah WNI di luar negeri dan diaspora Indonesia bisa mencapai 6 juta jiwa.
Jumlah ini setara dengan jumlah penduduk Austria atau Swiss, bahkan hampir dua kali lipat jumlah penduduk Singapura.
Artinya, pemerintah kita bisa memanfaatkan tenaga diaspora ini untuk membangun negeri. Setidaknya, mereka yang mengemban ilmu maupun bekerja di luar negeri bisa memberikan dampak positif kepada para pekerja di dalam negeri.
Mungkin mulai pemerintah telah menyadari hal ini. Pemerintah mulai memikirkan bagaimana cara menarik kembali para diaspora ini. Salah satu caranya, menawarkan ilmuan diaspora Indonesia untuk bergabung menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kabar ini, ramai dibicarakan sekitar pertengahan Agustus 2018 lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, kabar ini pelan-pelan menghilang tanpa kejelasan, ada atau tidaknya ilmuan diaspora yang bergabung menjadi bagian pemerintah ini.
Harusnya, pemerintah mencari berbagai upaya untuk mendatangkan anak bangsa dari luar negeri ini. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas SDM dalam negeri. Bisa saja, diaspora ini memberikan pengaruh pada dunia pendidikan Indonesia.
Peran penting diaspora dalam meningkatkan kualitas dalam negeri ini diungkapkan oleh Shanti Ramchand, calon legisltif dari Partai Nasdem daerah pemilihan DKI II. Caranya, pemerintah perlu memberikan ruang dan tempat sesuai dengan kopetensi yang dimiliki tiap diaspora.