Mohon tunggu...
Ahmad Muhtar Wiratama
Ahmad Muhtar Wiratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Masyarakat dan Penulis Amatir dari Rawamangun

Menulis untuk senang-senang... Instagram: @amw.1408

Selanjutnya

Tutup

Politik

Debat Capres Memang Penting, tapi Debat Caleg Lebih Penting!

30 Desember 2023   11:07 Diperbarui: 30 Desember 2023   11:11 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat capres dan cawapres adalah segmen yang selalu ditunggu pada setiap helatan pesta demokrasi, termasuk pada Pemilu kali ini yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024. Jutaan pasang mata, baik di rumah masing-masing maupun bersama-sama di kafe-kafe, warmindo, sampai pos-pos ronda menyaksikan bagaimana calon-calon pemimpin bangsa bersilat lidah, beradu ide serta gagasan untuk merebut hati dan suara pemilih. Terlebih lagi, debat capres dan cawapres sekarang menjadi lebih seru karena diwarnai drama perihal kepantasan salah seorang calon dalam mengikuti kontestasi Pemilu kali ini yang mengemuka jauh sebelum panggung debat disiapkan.

Namun jika kita mau benar-benar jujur, debat capres dan cawapres yang digelar sampai lima kali ini sebenarnya tidak banyak berpengaruh untuk mengubah hati para pirsawan dan pirsawati yang biasanya sudah menetapkan pilihan terlepas bagus tidaknya penampilan sang idola di panggung debat. Yang ada, jika calon pilihannya tampil buruk, maka pendukungnya akan sekuat tenaga memberi pembelaan dan pembenaran. Sebaliknya jika kebetulan sang calon sedang memiliki hari baik ketika debat, maka ya tidak usah ditanya, bisa-bisa para pendukung lebih jumawa lagi ketimbang calon yang didukung itu sendiri.

Perkaranya, kampanye untuk pilpres sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum periode kampanye dimulai atau bahkan debat itu sendiri dilakukan. Pilpres melibatkan nama-nama tenar yang rekam jejak para kontestannya sudah dikenal luas bertahun-tahun sejak sebelum masyarakat menentukan pilihan di bilik suara. Walaupun mungkin peringkat literasi masyarakat di setiap kota atau provinsi berbeda, namun rasanya aman saja jika kita menggeneralisir bahwa seluruh masyarakat pemilih di Indonesia sudah mengenal dan memiliki konsep tentang siapa itu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo beserta cawapres pilihan mereka masing-masing melalui berbagai sumber yang mereka dapat di luar panggung debat.

Jangan salah, debat antar calon masih sangat dibutuhkan demi meningkatkan kualitas Pemilu dan hasilnya -- namun mungkin tidak seperti apa yang anda bayangkan. Yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat bukanlah debat capres atau cawapres, melainkan debat antar caleg. Ya, anda tidak salah baca, dan berikut ini saya akan membeberkan alasan-alasan mengapa lebih dari kapanpun, saat ini debat caleg sangat dibutuhkan untuk melengkapi gelaran Pemilu di Indonesia.

Alasan pertama, utama, dan paling penting adalah karena masyarakat pemilih tidak pernah benar-benar terinformasikan dengan baik tentang siapa sebenarnya calon-calon wakil rakyat yang akan mereka pilih. Di tingkat DPR, mungkin kita memiliki sedikit gambaran mengenai para calon yang relatif lebih populer dan sudah mulai wara-wiri di berbagai media. Namun itupun hanya mencakup segelintir calon saja, dan biasanya berita yang kita dapatkan tentang mereka tidak berkaitan langsung dengan ide atau gagasan melainkan lebih pada kepribadian dan personanya. Apalagi jika calon tersebut adalah artis atau pesohor yang sekedar mengandalkan ketenaran untuk meraih suara masyarakat -- tidak peduli ketenaran tersebut diperoleh dengan cara apapun juga.

Di tingkat DPRD kondisinya lebih memprihatinkan lagi. Jangankan calon-calon yang belum terpilih, untuk petahana yang sudah bolak-balik menjadi wakil rakyat saja masyarakat tidak pernah tahu persis apa saja sepak terjang mereka mewakili kepentingan warga selama ini. Penulis sendiri yang telah tiga periode menjadi pengurus masyarakat melalui organisasi RT dan RW saja selama ini tidak pernah menyaksikan bagaimana anggota DPRD bekerja -- apalagi hasilnya. Padahal, sesuai namanya, anggota DPRD seharusnya mewakili langsung dan mengatasi permasalahan masyarakat daerah di tingkat paling rendahnya pada level RT dan RW, jadi bukan hanya sekedar membuat undang-undang yang itupun sangat sedikit kuantitas putusan yang dihasilkan setiap tahunnya.

Alasan selanjutnya, adanya debat caleg juga bisa menjadi sarana untuk setidaknya mengeliminasi praktek politik uang yang membunuh demokrasi di Indonesia. Selama ini keganasan politik uang paling banyak mengambil tempat pada pemilihan legislatif terutama di tingkat DPRD. Pasalnya, masyarakat sangat sedikit memiliki informasi tentang calon-calon wakil rakyat pada level tersebut sehingga mereka mengambil sikap pragmatis dengan memilih calon yang sekedar menawarkan uang paling banyak. Jika dibandingkan, pada pemilihan tingkat presiden masyarakat cenderung sudah memiliki pilihan yang lebih idealis sehingga iming-iming politik uang lebih sulit untuk membuat pilihan mereka berubah. Adanya debat caleg di tingkat DPR/DPRD setidaknya membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang calon wakil rakyat yang spesifik di wilayah mereka dengan membandingkannya secara langsung dengan calon yang lain.

Pertanyaan selanjutnya dari proposal debat caleg tentu saja adalah siapa yang berhak dan bisa menyelenggarakannya? KPU dan KPUD tentu saja memiliki agenda yang lebih penting untuk menyelenggarakan Pemilu itu sendiri ketimbang sekedar membuat debat caleg di wilayah-wilayah yang membutuhkan sumber daya tidak sedikit.

Jawabannya mudah, yakni para stakeholder yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan wakil rakyat terbaik dalam Pemilu -- dan ini bisa siapa saja. Debat caleg bisa diselenggarakan di kampus-kampus oleh sivitas akademika dalam rangka menunaikan kewajiban moral mereka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa -- terutama lingkungan sekitarnya. Debat caleg juga bisa diselenggarakan oleh Forum RT, RW, LMK, bahkan Karang Taruna yang memiliki kepentingan langsung untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada warga mereka dengan memberikan undangan terbuka kepada para caleg.

Di lain pihak, proposal debat caleg juga seharusnya disambut dengan baik oleh calon-calon wakil rakyat yang ingin maju karena motivasi yang benar. Adanya debat caleg dapat menurunkan ongkos politik yang selama ini menjadi momok bagi para caleg. Alih-alih membuang uang untuk perang spanduk dan ATK, calon-calon wakil rakyat ini bisa mengikuti debat caleg sebagai sarana sosialisasi yang cepat, mudah, dan murah secara langsung kepada masyarakat. Pertanyaannya hanya apakah mereka berani atau tidak.

Mungkin ini sekedar harapan, namun penulis ingin melihat adanya perubahan yang lebih baik dalam Pemilu kali ini, salah satunya dalam bentuk debat caleg tersebut. Setidaknya hal ini akan menguntungkan pemerintah dan masyarakat agar ketika memilih nantinya mereka tidak lagi berada dalam posisi membeli kucing dalam karung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun