Mohon tunggu...
Ahmad Muhtar Wiratama
Ahmad Muhtar Wiratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Masyarakat dan Penulis Amatir dari Rawamangun

Menulis untuk senang-senang... Instagram: @amw.1408

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Milan, Napoli, Inter, dan... Juventus! Menakar Peluang Scudetto Empat Kuda Pacu Serie A Musim Ini

21 Maret 2022   21:13 Diperbarui: 21 Maret 2022   21:15 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Helatan liga Italia Serie A musim ini adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, kita disuguhkan pada persaingan perebutan scudetto yang paling seru selama lebih dari satu dekade terakhir. Setelah sembilan musim dikuasai Juventus, lalu didominasi Inter pada musim lalu, musim 2021/2022 kali ini untuk pertama kalinya perebutan gelar seperti akan berjalan terus hingga pekan terakhir -- dan dengan lebih dari dua pesaing. Di sisi lain, pada musim ini besar kemungkinan kita juga akan mendapatkan juara dengan poin paling rendah sepanjang sejarah Serie A diikuti oleh 20 tim dengan sistem 3 poin per kemenangan, atau sejak musim 2004/2005 yang lalu. Bagi penikmat sepak bola netral, ini adalah tontonan yang sangat menarik. Sebaliknya bagi pendukung salah satu tim kandidat juara, setiap pekan seperti mimpi buruk, karena bisa saja jagoannya yang kebagian jatah terpeleset pada pekan tersebut.

Pada musim ini bukan dua atau tiga, tapi ada empat tim yang masih berpeluang membawa pulang gelar scudetto di tanggal 23 Mei nanti. Berdasarkan urutan di klasemen pada pekan ke-30 saat ini, keempat tim tersebut adalah Milan, Napoli, Inter, dan Juventus. Tim yang disebut terakhir boleh jadi sudah dicoret dari peta persaingan oleh kebanyakan pengamat, namun melihat tertatih-tatihnya laju ketiga tim di atasnya dalam beberapa pekan terakhir, maka semua hal masih mungkin terjadi -- termasuk Si Nyonya Tua kembali tampil sebagai scudetto kejutan di akhir musim. Berita baiknya lagi, keempat tim tersebut adalah kekuatan tradisional Italia yang memiliki sejarah panjang dan kapasitas juara yang tidak perlu diragukan lagi. Napoli memang baru dua kali merasakan manisnya scudetto, namun tidak ada satupun tim di Italia yang berani meremehkan mentalitas anak-anak asal Kota Naples tersebut.

Lantas, bagaimana peluang juara keempat kuda pacu Serie A tersebut? Siapakah yang paling pantas menjadi raja Italia di akhir musim? Mari kita bahas peluang keempatnya berikut ini!

AC Milan

Sebagai pemimpin klasemen saat ini dengan tabungan keunggulan tiga poin dari pesaing terdekat, maka sejatinya Milan secara matematis dan realistis adalah tim yang paling berpeluang keluar sebagai juara di akhir musim. Terlebih lagi, terakhir kali mereka meraih scudetto adalah pada musim 2010/2011 atau sudah lebih dari satu dasawarsa yang lalu, sehingga boleh dikata Milan adalah tim yang paling lapar untuk meraih kembali gelar scudetto yang sudah lama hilang.

Namun sebenarnya jika kita membedah dari sisi materi pemain, tidak salah jika sebagian pengamat menganggap bahwa Milan adalah tim yang paling lemah dari seluruh tim empat besar. Lini serang yang uzur, ditambah dengan lini tengah dan belakang yang minim pelapis membuat Milan hanya memiliki satu keunggulan mutlak dari pesaing-pesaingnya, yakni di sektor penjaga gawang dimana Mike Maignan dapat membuat kepergian Gianluigi Donnaruma secara menyakitkan di awal musim tidak lagi ditangisi oleh para Milanisti. Selain di sektor penjaga gawang, satu-satunya alasan mengapa Milan masih dapat bersaing di papan atas Serie A selama dua musim terakhir adalah satu nama: Stefano Pioli.

Ya, tangan dingin pria yang sebelumnya hanya dianggap sebagai manajer kelas penggembira di Italia tersebut secara tidak terduga telah membuat Milan menjelma menjadi tim yang konsisten dan penuh dengan kejutan. Tanpa dibekali pemain-pemain berlabel bintang, Pioli berhasil mendorong pemain berlabel potensial yang sebelumnya sudah mulai redup untuk memaksimalkan potensi mereka kembali seperti Theo Hernandez, Franck Kessie, Fikayo Tomori, Ismael Bennacer, Brahim Diaz, Rafael Leao, hingga Mike Maignan itu tadi. Namun, ini pula yang menjadi titik lemah tim asal kota mode tersebut. Dengan hanya berbekal pemain yang baru bersinar di satu atau dua musim terakhir dan tanpa pemain yang benar-benar berpengalaman sebagai juara, perjalanan Milan di sisa delapan pertandingan terakhir rentan terpeleset ketika tekanan untuk menjadi juara semakin membesar. Zlatan Ibrahimovic yang digadang-gadang dapat memberikan pengaruh dengan pengalaman juaranya terbukti tidak bisa membohongi usia yang sudah memasuki kepala empat. Sering cedera dan mulai tumpul, rasanya sangat riskan jika Milan mempertaruhkan gelar scudetto di kaki pemain asal Swedia tersebut.

Untungnya, Milan memiliki jadwal sisa pertandingan yang boleh dibilang paling ringan di antara keempat tim yang masih berpeluang merebut scudetto. Walaupun masih akan bertemu para pengganggu seperti Fiorentina, Lazio, dan Atalanta di penghujung musim, dalam tiga pertandingan ke depan Milan "hanya" akan bertemu dengan Bologna, Torino, dan Genoa. Bandingkan dengan Napoli yang akan bertandang ke Atalanta, serta Inter dan Juventus yang malah sudah akan saling bunuh. Jika dapat memaksimalkan tiga pertandingan ke depan menjadi sembilan angka, maka Milan akan memiliki keuntungan psikologis untuk menjadi scudetto karena hampir bisa dipastikan pesaing-pesaing mereka akan kehilangan poin. Dari situ, dengan jarak yang semakin melebar, kekuatan mental dan motivasi seharusnya sudah cukup untuk mendorong Milan ke garis finish melalui rintangan-rintangan yang berat. Jadi ya, Milan masih memiliki peluang juara yang paling besar di antara keempat kuda pacu, dengan catatan mereka dapat melewati tiga pertandingan ke depan dengan sempurna.

Napoli

Kisah sukses Napoli di musim ini adalah kisah lama yang terulang kembali. Bagaimana tidak? Selama beberapa musim terakhir, Napoli menunjukkan laju yang hampir mirip. Ganas dan cemerlang di awal musim, hanya untuk mulai meredup di tengah dan pada akhirnya kehabisan bensin alias burnout di penghujungnya. Pada musim ini, setelah menorehkan catatan yang nyaris sempurna di 11 pertandingan pertama, Napoli tidak kuasa menahan dinginnya bulan Desember dan mulai mengalami siklus redup dengan mencatatkan tiga kekalahan dan hanya satu kemenangan di bulan tersebut.

Namun ada yang sedikit berbeda dengan perjalanan Napoli pada musim ini. Jika sebelumnya mereka cenderung terus mengalami penurunan sejak memasuki pergantian tahun, maka di musim ini, seolah belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, Napoli secara meyakinkan menunjukkan kekuatan mental dengan bangkit kembali untuk memperbaiki posisinya di klasemen menjelang penghujung musim. Selama tiga bulan sejak Januari hingga Maret, terbukti Napoli hanya mencatatkan satu kekalahan dari 11 pertandingan yang sudah dijalani. Sialnya, kekalahan tersebut didapat dari rekan sesama pesaing juara yakni Milan yang kini bertengger sebagai pemuncak klasemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun