Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah program pertukaran mahasiswa selama satu semester dari satu klaster daerah ke klaster daerah lainnya yang memberikan pengalaman kebinekaan dan sistem alih kredit maksimal sebanyak +/- 20 sks. Pertukaran Mahasiswa Merdeka Universitas Pendidikan Indonesia pada hari Sabtu, 03 September 2022 mengikuti kegiatan Modul Nusantara pertama. Kegiatan ini dimulai dengan mengunjungi beberapa tempat yang ada di dalam lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia, salah satunya adalah gedung Rektorat atau yang dikenal dengan Isola.
Villa Isola merupakan salah satu bangunan peninggalan era kolonial yang sampai saat ini masih berdiri dengan kokoh di Bandung, Jawa Barat. Gedung Isola tersebut selesai dibangun pada tahun 1933, gedung yang dibangun pada bagian utara kota ini menyimpan sejuta cerita sejarah. Bangunan tersebut sebelumnya adalah rumah pribadi milik seorang raja media nan flamboyan di Hindia Belanda dan saat ini menjadi kantor Rektorat salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Dominique Willem Berretty (1890-1934), kelahiran Yogyakarta dari ayah yang berdarah Italia-Perancis dan ibu orang Jawa (Maria Salem). Pernah bekerja sebagai jurnalis di Java Bode (1915), Berretty mendirikan perusahaan jasa berita dan telegraf ANETA di Batavia yang membuatnya menjadi seorang milyader dan raja media yang paling berpengaruh di Hindia Belanda karena kemampuannya memonopoli berita-berita di Hindia Belanda saat itu.
Berretty adalah orang yang sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu, bukan hanya dalam kehidupan bisnisnya, tetapi juga pada kehidupan pribadinya. Pada tahun  1912-1934, ia enam kali menikah dan mempunyai lima anak. Penampilan yang flamboyan serta gaya hidupnya yang mewah dengan pergaulan yang luas serta wanita-wanita cantik yang selalu mengelilinginya, membuat D. W. Berretty banyak digunjingkan orang dan banyak rumor serta gosip yang tersebar. Gosip tentang salah seorang anak perempuannya yang bunuh diri dengan cara gantung diri di salah satu pohon besar di halaman Villa Isola
Selain itu, ada pula gosip yang mengatakan bahwa D. W. Berrety menjalin asmara dengan putri Gubernur Jendral B. C. de Jonge. Hubungan ini tidak direstui oleh sang pejabat sehingga kelak menghadirkan spekulasi bahwa kematian Berrety ada kaitannya dengan hubungan terlarangnya tersebut. Kecelakaan pesawat yang menewaskannya merupakan sebuah kesengajaan karena selain terlibat dalam hubungan asmara terlarang, Berrety juga diduga sebagai mata-mata Jepang.
Peletakan batu pertama pada tanggal 12 Maret 1933 yang dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Bupati Bandung, Penghulu Bandung, beberapa anggota Volksraad, dan pejabat-pejabat penting lainnya. Dengan waktu yang relatif singkat (Oktober 1932- Maret 1933, atau 5 bulan) sekitar 700 buruh dikerahkan untuk menyelesaikan gedung megah dengan luas 12.000 meter persegi di lahan seluas 7,5 hektare tersebut. Namun, peresmian gedung tersebut  baru terselenggara delapan bulan setelah pembangunannya selesai, yaitu pada tanggal 18 Desember 1933.
Setelah D. W. Berretty meninggal. Bangunan megah tersebut akhirnya dijual dan jatuh dalam kepemilikan Hotel Homan. Setelah Jepang mendarat di Pulau Jawa, Villa Isola dijadikan sebagai termpat tinggal dan kantor Komandan Divisi Tentara Hindia Belanda. Gedung tersebut berganti fungsi sebagai markas tentara Jepang, kediaman sementara Jenderal Immamura, markas Kenpetai, museum kemenangan Jepang, markas tentara Sekutu, sebelum akhirnya terbengkalai dan rusak parah selama masa revolusi kemerdekaan.
 Setelah dibeli pemerintah (Kementerian Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan) seharga 1,5 juta rupiah pada tahun 1954. Villa Isola akhirnya diganti menjadi Bumi Siliwangi dan difungsikan sebagai tempat perkuliahan dan perkantoran Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Bandung, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dalam upacara peresmian dan pembukaan PTPG pada 20 Oktober 1954, nama Bumi Siliwangi diresmikan sebagai pengganti nama Villa Isola oleh Mr. Mohammad Yamin, Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H