Angkringan, bagi yang pernah tinggal di jogja, kata ini tidak terdengar asing di telinga. menu khas yang disajikan membuat pembeli mendapatkan pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan. Jogja bagi saya adalah tempat wisata yang tidak akan pernah ada habisnya. Disaat ada kunjungan kerja selama sebulan di Jogja, paling tidak disabtu minggu saya jadwalkan untuk mengunjungi lokasi-lokasi menarik yang dapat menyegarkan pikiran. Minggu pertama, awal-awal di jogja, lokasi yang saya kunjungi adalah Monjali alias Monumen Jogja Kembali..., minggu kedua lokasi yang dikunjungi adalah Candi Borobudur dengan makanan khasnya Baso Tahu..., menginjak minggu ketiga, saya putuskan untuk menyambangi kediaman nyi roro kidul di pantai selatan, yaitu Parangtritis dengan hembusan angin sepoi sepoi dan pemandangan sore yang penuh dengan nuansa romantis membuat pasangan-pasangan muda mudi semakin menikmati suasana yang ada. Dan pada akhirnya di minggu terakhir di Jogja, sebelum meninggalkan kota Jogja, saya putuskan untuk mengunjungi pusat-pusat cinderamata di jogja, mulai dari Malioboro, Pusat Kerajinan Perak Kotagede, sampai toko batik Mirota yang menjadi tempat favorit untuk saya kunjungi. Yang kini sudah membuka cabang di Area Surabaya tepatnya di jalan Gubeng Kertajaya. Jogja memang kota yang penuh dengan kenangan walaupun terkadang saya sering TERSESAT. Itu adalah sebelas tahun yang lalu....
Untuk dapat merasakan kembali layaknya suasana menu khas angkringan jogja, secara tidak disengaja menemukan sebuah tempat yang menyajikan menu makanan khas angkringan jogja. Tepatnya berada di kawasan Jl Kalisari Raya, Pasar Rebo Jakarta Timur. Sebuah Konsep Angkringan yang di desain model cafe milik Gus Wahyudi, Beliau sukses melambungkan bisnis angkringan yang awalnya dikenal tradisional, dan nongkrong di trotoar jalan ke konsep nongkrong ala mini cafe....,
Hasil perbincangan singkat dengan beliau, sambil sedikit mencuri ilmunya :-D, beliau menyampaikan bahwa usaha ini bisa terwujud dengan perjuangan yang tidak mudah. Selain harus fokus, keberanian dan kenekatan juga perlu, tapi tidak asal bonek (bondo nekat) namun tetap harus terstruktur. Beliau juga menyampaikan bahwa inspirasi membangun bisnis bisa datang dari mana saja dan diterapkan dimana saja termasuk dari bisnis berinvestasi rendah. Tidak ada bisnis yang langsung besar dan berkembang tanpa melalui sebuah proses. Selain di butuhkan sistem baku, inovasi dan kreatifitas, serta berani mengambil keputusan juga memiliki peranan yang tidak kalah penting.
Beliau memberikan sedikit tips terkait dengan model gebrakan awal disaat kafenya baru buka, dengan memanfaatkan aspek psikologis yang dimasukan ke dalam strategi marketing, hal tersebut terbukti dapat memberikan daya tarik dan perhatian calon pembeli. langkah strategi pemasaran yang diambil beliau adalah dengan menggratiskan dagangannya selama 2 hari kepada kerabat dan relasi yang telah dikenalnya, dengan syarat harus datang dengan membawa kendaraan. sehingga efeknya, jalan menjadi padat dan sedikit macet. dan justru hal ini membuat orang yang lewat menjadi penasaran apa yang menjadi penyebab macet. Ketika tahu bahwa yang menyebabkan macet adalah kafe miliknya, hal tersebut justru menjadikan penasaran orang yang lewat untuk mencoba mampir...., Demikian sedikit oleh oleh yang mungkin dapat bermanfaat untuk pembaca yang budiman.
Salam Kompasiana
RWT - www.rwrite-today.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H