Kejadian ini berawal dari kepindahan saya ke Jakarta karena mutasi pekerjaan dua tahun yang lalu. Lokasi kerja saya yang baru terletak di komplek Casa Cardin di Jalan Daan Mogot KM 11, sementara saya tinggal di daerah Serpong. Sebelumnya saya penempatan kerja di Surabaya, sehingga diawal kepindahan tersebut membuat saya bingung mengenai rute jalan yang harus saya lalui.
Sehari sebelum saya mulai masuk kerja di lokasi yang baru, saya survey terlebih dahulu lokasi yang akan dituju, sekaligus melihat kondisi jalanan dan jarakserta waktu tempuh yang dibutuhkan. Sehingga di keesokan harinya saya bisa dengan tenang menuju ke tempat kerja melalui rute yang telah disurvey di hari sebelumnya. Hari pertama saya masuk kantor tidak ada kendala dengan rute saya berangkat. Hingga sore tiba dan jam pulangpun menyambut. Setelah shalat maghrib terlebih dahulu, perjalanan pulangpun dimulai dengan rencana perjalanan menggunakan rute yang sama pada saat berangkat. Dengan mengingat-ingat jalan yang dilalui tadi pagi, saya meluncur melalui jalan daan mogot yang panjang dan lurus. Tak terasa saya sudah beberapa kali belok sesuai dengan ingatan saya saat melalui jalan tersebut tadi pagi. Hampir dua jam sudah saya muter-muter melalui jalan perkampungan yang sudah tidak terlalu rame. Dibelakang saya ada beberapa kendaraan yang beriringan. Tiba-tiba disatu belokan saya mendadak injak rem, sehingga yang dibelakang saya pun secara serentak menginjak rem untuk menghindari kendaraannya menabrak kendaraan yang saya tumpangi. Tahu kenapa saya injak rem..? karena jalan itu jalan buntu. Dan orang yang dibelakang kendaraan saya ngomel-ngomel
Orang asing : “ Mas-mas, kok jalan buntu di lalui sih mas…? Saya kan ngikutin sampean, karena saya ga tahu jalan”
saya langsung menimpalinya : “ lah ya apa sih mas, wong saya juga ga tahu jalan, ini saya juga nyasar, kok malah sampean ikuti….? Piye toh…”
dia menjawab lagi : “ oalah, sampean juga kesasar toh? Saya pikir sampean tahu jalan, makanya dari tadi saya ikuti.” Timpalnya sambil senyum senyum.
Saya : “Ya sudah mas, kita sama-sama nyasar, emang masnya mau pulang kemana?”
Orang asing : “Saya mau ke Poris”
Saya : “Lah ya apa sih mas, saya tujuannya ke Serpong, kan beda arah, kok malah ngikut-ngikut?”
Orang asing :”Oalah…, ya maaf mas, saya lanjutkan perjalanan dulu mas, hati-hati ya mas”
Saya: “Iya mas sama sama, semoga ga nyasar lagi yah mas”
Akhirnya kamipun berpisah dan saling melanjutkan perjalanan. Walaupun lumayan lama, akhirnya saya bisa tiba di rumah juga. Bila teringat peristiwa itu terkadang saya senyum sendiri. Sayangnya saya ga sempet Tanya nama orang itu siapa…, siapa tahu suatu saat nanti bisa nyasar bareng lagi hehehehehehe (RW 03052012 21:57)
Salam Kompasiana – www.rwrite-today.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H