Mohon tunggu...
Rahmi Wahyuni
Rahmi Wahyuni Mohon Tunggu... -

menulis adalah mimpi-mimpi yang akan kuwujudkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang-orang yang Disebut Gila

20 Oktober 2013   02:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam hal ini, sebagian kita pastiberpikir bahwa orang yang dimaksud orang gila disini adalah orang yang tidak waras, dalam artian orang yang hilang akal pikirannya yang tidak sama cara berpikirnya dengan orang yang normal, ataupun orang yang setres yang lari dari kilometer cara berpikirnya.

Sayidina Ali berkata : “ sesungguhnya kegilaan seeorang bukannlah ketidakwarasan atau hilangnya akal, tapi orang yang disebut gila apabila mengharapkan surga namun tidak beribadah, bercita-cita tapi tidak mau meraihnya, menginginkan kekayaan namun tidak mau bekerja.”

Jadi orang gila yang dimaksudkan bukan seperti orang gila yang kita pikirkan. Yakni orang yang tidak waras dan orang yang tidak mampu berpikir secara jernih sama seperti orang yang biasa. Namun orang gila yang dimaksud disini yaitu orang yang mengharapkan surga namun tidak beribadah, bercita-cita namun tidak mau meraihnya, menginginkan kekayaan namun tidak mau bekerja atau berusaha.

Orang-orang inilah yang disebut gila, mengapa dikatakan demikian??? Sebab sesuatu yang kita inginkantidak akan pernah tercapai tanpa ada usaha yang kita lakukan. Kita lihat saja contoh yang paling sederhana, kita bandingkan orang yang rajin belajar dengan orang yang pemalas, orang yang rajin tersebut akan mendapatkan nilai-nilai yang bagus bahkan nilai memuaskan, sebab ia yakin dalam dirinya bahwa setiap uhasa yang dilakukan akan sebanding dengan hasil yang akan dicapai, sebab Mustahil rasanya pada akal, kita mendapatkan nilai yang bagus namun tidak ada usaha sedikitpun.

Sedangkan orang yang pemalas tidak akan mendapatkan nilai yang baik bahkan ia juga mendapatkan kerugian, karena ia telah menyianyiakan waktunya untuk belajar, sehinggaia tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus. dan malas ini juga merupakan kendaraan syetan, sebab orang yang malas hatinya itu sudah dipengaruhi setan sehingga ia tidak bisa mengontrolnya, mak dari itu perbanyaklah mengingat Allah swt, agar kita selalu ditolongnya sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Begitu juga dengan orang yang mengharapkan surga namun tidak beribadah kepadah Allah swt. Dalam kehidupan ini semua orang menginginkan kebahagiaan, keselamatan, dan masuk surga namun semua itu akan tercapai apabila kita sudah melakukan ataupun melaksanakan aturan-aturan yang telah ditentukan untuk meraihnya, yakni dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan Allah swt, segala yang kita inginkan itu pasti akan tercapai, karena setiap dari perbuatan yang kita lakukan pasti ada balasannya.

Sebagaimana Allah swt menjelaskan dalam AL.Qur’an mengenai balasan dari setiap perbuatan yang dilakukan seseorang dimuka bumi ini baik itu perbuatan yang baik maupun yang buruk pasti ada balasannya.“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula (QS.AL-Zalzalah : 7-8).

Dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan pasti ada balasan dari perbuatan yang kita lakukan tersebut, baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang jahat.

Dari penjelasan ayat tersebut mustahil seseorang itu bisa masuk surga tapi tidak mau beribadah kepada Allah swt. Sedangkan orang yang mau beribadah saja belum tentu masuk surga, sebab manusia itu sendiri tidak luput dari dosa, maka dari itu kita wajib bertaubat setiap kita melakukan kesalahan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi nantinya.

Dan setiap orang tentunya memiliki cita-cita dan harapan yang ingin digapainya. Namun tidak semua orang yangyang benar bersungguh-sungguh dalam meraih apa yang menjadi harapannya itu.

Bercita-cita namun tidak mau meraihnya, hal ini sama saja seperti orang yang masuk surga namun tidak mau beribadah diatas namun apabila sudah tertanam kesadaran dalam diri kita, untuk mengubah niat dan tekat yang kuat, serta cara pandang terhadap sesuatu, hal apapun yang diinginkan pasti akan tercapai, seiring dengan usaha ataupun ikhtiar yang dilakukan dengan semaksimal mungkin.

Kesuksesan dan kebahagiaan itu tidak akan serta merta datang dengan sendirinya, namun ikhtiar dalam rangka meraih semua itu adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalankan.

Sepandai dan sepintar apapun kita, namun apabila kita tidak melakukan usaha dalam memggapai cita-cita yang ingin diraih pastilah kita tidak akan dapatkan. Sebab segala sesuatu yang ingin kita raih itu pasti ada hukum sebab akibat, karena hukum ini berlaku untuk segala sesuatu yang ada didunia ini.

Dan hukum ini juga berlaku bagi orang yang menginginkan kekayaan namun tidak mau bekerja ataupun usaha. Orang yang menginginkan kekayaan tapi tidak mau usaha, hal ini tidak akan pernah tercapai siapaun orangnya.

Sebab orang yang rajin dalam berusaha untuk mendapatkan kekayaan harta yang ia idam-idamkan, dalam usaha tersebut ia melakukannya dengan sungguh-sengguh serta ikhtiar yang maksimal, akibat ataupun hasil yang diingginkannya itu pasti tercapai.

Dan Allah swt juga mengatakan “Man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat”, jadi orang-orang yang bersunggu-sungguh dalam usaha yang dilakukannya pasti ia akan mendapat hasil yang diingingkannya. Baik itu dam mendapatkan harta kekayaan yang diiginkannya, meraih cita-cita dan harapannya, maupun keinginannya masuk surga. Semua itu akan tercapai asalkan kita mematuhi dan menjauhi larangannya, dan yang terpenting dalam setiap usaha yang kita lakukan adalah bersungguh-sungguh.

Dalam kehidupan ini memang perlu dihargai apabila manusia menginginkan keselamatan, kebahagiaa, kesuksesan serta meraih prestasi, baik itu didunia maupun diakhirat kelak. Maka untuk meraih kebahagiaan didua tempat itu antara dunia dan akhirat, kita harus berusaha semaksimak mungkin dan pandai menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu segala sesuatu yang ingin kita raih dalam kehidupan ini pasti ada usaha yang kita lakukan untuk meraihnya, karena usaha yang kita lakukan merupakan kunci keseksesan dalam meraih sesuatu, namun kita tidak boleh lupa berdo’a dan tawakkal kepada Allah swt, sebab sekeras apapun usaha yang kita lakukan namun yang menentukan semuanya adalah Allah swt.

Dan ingatlah kita hidup didunia ini hanya sementara, masih ada kehidupan yang kekal yakni akhirat, maka berusahalah dalam meraih keseksesan baik itu didunia maupun diakhirat, agar kita tidak menyesal nantinya karena kita telah menyianyiaakan waktu yang telah diberikan selama kita hidup didunia.

Dan dunia ini merupakan jembatan untuk menuju dunia yang sebenarnya yakni akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun