Mohon tunggu...
Rhaiza Aninditya I
Rhaiza Aninditya I Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unsri

seorang mahasiwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Geopolitik dan Dampak Konfilk Krisis Energi Suriah di Timur Tengah

6 Desember 2024   19:13 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://www.cnnindonesia.com/

Menganalisis Geopolitik dan dampak konflik Krisis Suriah di Timur Tengah

 

Latar Belakang Krisis Suriah di Timur Tengah

Krisis Suriah yang dimulai pada 2011 merupakan salah satu konflik terburuk di kawasan Timur Tengah. Konflik ini berakar pada berbagai faktor, mulai dari persoalan politik, sosial, hingga ekonomi. Pemerintahan Bashar al-Assad, yang melanjutkan kekuasaan ayahnya sejak 2000, dianggap otoriter dengan dominasi Partai Ba'ath yang membatasi kebebasan politik. Ketidak puasan rakyat semakin meningkat akibat korupsi, pengangguran yang tinggi, serta kesenjangan sosial yang tajam.Inspirasi dari gelombang Arab Spring di negara-negara Arab pada awal 2011 juga menjadi pemicu protes di Suriah. Rakyat menuntut reformasi demokrasi dan perubahan kepemimpinan. Namun, pemerintah Assad merespons dengan tindakan represif, termasuk kekerasan terhadap demonstran dan penangkapan massal, yang akhirnya memicu eskalasi konflik menjadi perang saudara.Selain itu, dimensi sektarian turut memperkeruh situasi. Suriah adalah negara mayoritas Sunni, sedangkan Bashar al-Assad berasal dari kelompok minoritas Alawi, cabang Syiah. Meskipun perbedaan sektarian bukan penyebab utama konflik, ketegangan ini dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan politik mereka.Krisis ini juga diperburuk oleh faktor ekonomi dan lingkungan. Suriah menghadapi tantangan berupa pengangguran tinggi, urbanisasi cepat, dan kekeringan panjang akibat perubahan iklim, yang meningkatkan ketegangan sosial. Keterlibatan aktor internasional, seperti Rusia, Iran, Amerika Serikat, dan negara-negara Teluk, menambah dimensi geopolitik yang semakin memperumit konflik ini.

PEMBAHASAN

Permasalahan Geopolitik dan Dampaknya dalam Konflik Suriah

Konflik Suriah yang dimulai sejak 2011 telah berkembang menjadi krisis geopolitik yang memengaruhi stabilitas kawasan Timur Tengah dan dunia. Konflik ini melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingan yang berujung pada perang berkepanjangan. permasalahan geopolitik utama yang muncul dari konflik ini memiliki dampak Keterlibatan Kekuatan Global dan Regional

Sejak awal, konflik Suriah menarik perhatian kekuatan global seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Uni Eropa, serta kekuatan regional seperti Iran, Turki, dan Arab Saudi. AS mendukung kelompok oposisi dengan tujuan menggulingkan Bashar al-Assad, yang dianggap sebagai rezim otoriter. Sebaliknya, Rusia dan Iran memberikan dukungan militer dan politik penuh kepada Assad demi mempertahankan pengaruh mereka di Timur Tengah. Sementara itu, Turki memiliki agenda tersendiri, yaitu mengamankan perbatasannya dan melemahkan kekuatan kelompok Kurdi di wilayah utara Suriah. Dampaknya dari Konflik ini menjadi perang proxy antara kekuatan besar, di mana AS dan Rusia bertarung melalui pihak-pihak lokal. Keterlibatan Iran dan Arab Saudi memperburuk ketegangan sektarian di kawasan, sementara kepentingan Turki menambah dimensi baru dalam konflik.Lalu Keterlibatan aktor asing memperpanjang konflik dan memperumit upaya penyelesaian diplomatik.

Fragmentasi Oposisi,Kelompok oposisi di Suriah sangat beragam, mulai dari kelompok moderat hingga kelompok ekstremis. Namun, fragmentasi di antara mereka menjadi salah satu faktor yang melemahkan upaya melawan pemerintah Assad. Perbedaan visi dan strategi antar kelompok oposisi diperburuk oleh dukungan yang berbeda dari aktor asing seperti Turki, Qatar, dan Arab Saudi.

Ini akan berdampak pada Oposisi kehilangan kekuatan kolektif, sehingga rezim Assad mampu bertahan dan bahkan merebut kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oposisi.Fragmentasi ini menciptakan konflik internal di antara kelompok-kelompok oposisi, yang menghambat tercapainya kesepakatan damai di antara mereka.

Ketegangan Sektarian yang Meningkat, Konflik Suriah memperdalam ketegangan sektarian antara kelompok Sunni, yang didukung oleh Arab Saudi, Turki, dan Qatar, dengan kelompok Syiah, yang didukung Iran dan Hizbullah. Meski awalnya bersifat politik, narasi sektarian mulai digunakan oleh kedua belah pihak untuk memperkuat dukungan lokal dan internasional. Ketegangan sektarian meluas ke negara-negara tetangga seperti Irak dan Lebanon, meningkatkan risiko konflik di kawasan. Menyebabkan Polarisasi Sunni-Syiah memperburuk hubungan antara negara-negara di kawasan, terutama antara Iran dan Arab Saudi, yang semakin bersaing untuk mendapatkan pengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun