Sejarah Manajemen Operasi
  Manajemen operasi sebenarnya telah ada sejak manusia mulai memproduksi barang dan jasa. Asal mula manajemen operasi dapat ditelusuri sejak awal peradaban manusia, namun pembahasan ini difokuskan pada 200 tahun terakhir.
Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi: Dampaknya
  Perkembangan operasional pengelolaan tersebut telah banyak memberikan dampak positif bagi dunia usaha, meskipun ada pula dampak negatif yang juga dirasakan. Produksi dalam industri manufaktur kini telah menjadi kegiatan yang terorganisir dimana setiap sektor pabrik mempunyai spesialisnya masing-masing. Oleh karena itu, setiap sub-sistem mempunyai tujuan yang berupaya mencapainya. Hal ini telah memastikan efisiensi dalam produktivitas dengan produksi produk yang berkualitas.Â
Karena subbagian beroperasi bersama-sama dengan keseluruhan organisasi, maka menjadi lebih mudah untuk mendapatkan umpan balik dari semua bagian mengenai kegiatan yang terlibat (Lewis, 2003, hal. 64). Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengontrol dan membuat penyesuaian yang diperlukan terhadap kinerja sistem. Sistem pengklasifikasian produksi memungkinkan produsen memproduksi sejumlah produk tertentu untuk pelanggan tertentu dengan biaya dan waktu tetap, yang bermanfaat bagi bisnis dan pelanggan.
  Ide mengenai job shop berguna ketika terdapat beragam produk yang dipasok ke pelanggan namun dalam volume rendah. Perencanaan rinci atas bahan-bahan yang dibutuhkan telah membantu dalam menentukan kebutuhan penting setiap produk dan, akibatnya, prioritas pesanan pelanggan (Evans, 2005, hal. 55). Salah satu dampak besar dari manajemen operasi adalah produksi massal, dimana sistem manufaktur beroperasi dalam volume besar baik dari segi input maupun output. Hal ini terutama dimungkinkan oleh kemajuan permesinan, di mana permesinan diatur dalam tata letak yang memungkinkan proses produksi otomatis. Hal ini juga memungkinkan standarisasi produk untuk memastikan pemeliharaan kualitas.