Mohon tunggu...
Ruendhita Azzahra
Ruendhita Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa kedokteran yang suka beropini

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Prevalensi Hepatitis B di Indonesia

10 November 2023   23:38 Diperbarui: 10 November 2023   23:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hepatitis dapat didefinisikan sebagai infeksi virus yang menimbulkan peradangan hati. Hepatitis terdiri atas beberapa jenis diantaranya A, B, C, D, dan E. Tiap-tiap hepatitis memiliki jalur penularan dan perjalanan penyakit yang berbeda-beda. Perbedaan genotype dari tiap virus biasanya tergantung dengan kondisi geografis tempat penyakit muncul. Hal ini dikarenakan hepatitis merupakan penyakit yang perkembangannya dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat sekitar. Pada jenis hepatitis A dan E, adanya kontaminasi virus pada makanan dan minuman beresiko menimbulkan gejala klinis pada orang yang mengonsumsinya. Adanya potensi perkembangan penyakit hepatitis A dan E pada suatu wilayah sangat berkaitan dengan keadaan sekitar, terutama akses masyarakat terhadap ketersediaan air bersih. Selain itu, hepatitis jenis B, C dan E lebih berkaitan dengan gaya hidup suatu kelompok masyarakat terkait dengan adanya kontak langsung seorang individu dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi virus hepatitis. Kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat sangat menentukan transmisi dan perkembangan dari virus ini.

Virus hepatitis umunya sama seperti virus lainnya tetapi, di sini virus hepatitis sangat berbahaya karna jenis virus ini langsung menargetkan organ hati sebagai tempat replikasinya. Seperti yang kita ketahui, organ hati memiliki peran vital dalam menetralisir berbagai jenis toksin yang masuk tubuh, apabila fungsi fisiolofisnya terganggu maka aka nada efek kerusakan dan kegagalan fungsi yang nyata sebagai akibat dari kerusakan yang ditimbulkan vrus hepatitis.

Berdasarkan data dari WHO, Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara. Penularan infeksi Hepatitis B dari ibu ke anak saat masa persalinan memiliki resiko tinggi terkena virus ini dan menyebabkan tingginya prevalensi. Dikutip dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara 18 juta penduduk Indonesia. Bayi yang terinfeksi HBV 95% berkembang menjadi hepatitis B kronis. Sementara, yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang mengalami infeksi kronis. Pemerintah telah melakukan upaya preventif untuk mengatasi penyebaran hepatitis B, yaitu melalui vaksinasi dan tes hepatitis.

Kasus hepatitis ini meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah. Meskipun tidak bisa menghilangkan virus ini secara keseluruhan karena termasuk kasus endemik, kita dapat meminimalisir agar dari tahun ke tahun prevalensinya menurun. Salah satunya, dengan penyuluhan harus terus dilakukan untuk membangun inisiatif khususnya bagi ibu hamil untuk melakukan tes hepatitis dan bersedia disuntik vaksin.

Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai pencegahan khususnya terhadap penularan hepatitis dari ibu ke anak dengan cara DAA (Direct Acting Antiviral) sejak tahun 2017 dan mendapatkan hasil yang signifikan pada setiap tahun kedepannya dengan tingkat kesembuhan 95% dalam waktu beberapa minggu. Selain itu, vaksin yang diberikan oleh pemerintah juga telah menurunkan prevalensi hepatitis di Indonesia ini. Pemerintah juga melakukan deteksi dini terhadap penyakit endemi ini, sehingga pemerintah tahu untuk langkah kedepannya dalam meminimalisir kasus hepatitis ini.

Penyuluhan ini berguna untuk mengedukasi betapa rentan virus hepatitis yang dapat ditularkan dari ibu ke anak. Sebelum persalinan, segala persiapan harus dilakukan agar bayi dan ibu sehat. Pemerintah harus memprioritaskan daerah pelosok karena tingkat hygine dalam proses bersalin masih rendah. Bukan hanya membahayakan bayi melainkan tenaga kesehatan tradisional. Walaupun penyebaran virus hepatitis B tidak bisa langsung menyebar dari bersentuhan kulit tetapi riskan jika terdapat luka. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus sadar akan bahaya dari infeksi Hepatitis B Virus (HBV) dengan berkontribusi dalam penyuluhan yang diadakan pemerintah. Oleh karena itu, tingkat prevalensi bisa menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun