Mohon tunggu...
Ruwaita Nadifah
Ruwaita Nadifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

dengan hobi membaca, saya juga hobi menulis yg ingin membagikan karya tulis saya di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kunci Program Penanganan Gizi Anak Untuk Masa Depan Yang Lebih Sehat

4 Januari 2025   00:41 Diperbarui: 4 Januari 2025   00:41 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pernahkah Anda mendengar tentang stunting atau kekurangan energi protein (KEP)? Masalah gizi seperti ini sering kali menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama pada anak-anak. Program-program pemerintah telah dirancang untuk mengatasi permasalahan ini, namun upaya bersama antara masyarakat dan tenaga kesehatan sangat diperlukan. Artikel ini akan membahas bagaimana program-program pemerintah yang berbasis wawancara dengan tenaga kesehatan di Cianjur, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Isi Piringku, dapat menjadi solusi untuk menciptakan generasi yang lebih sehat.

Apa Itu Masalah Gizi pada Anak?

Masalah gizi pada anak adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini dapat berupa kekurangan gizi seperti stunting dan KEP, atau bahkan kelebihan gizi. Dalam wawancara dengan bidan Ibu Desi Purnamasari, ahli gizi Ibu Asti Sulistiawati, dan perawat Ibu Ima Rohaeti, dijelaskan bahwa masalah gizi sering kali terjadi akibat kombinasi faktor ekonomi, sosial, dan kurangnya edukasi orang tua tentang pola makan sehat.

Penyebab Utama Masalah Gizi pada Anak 

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Berdasarkan wawancara, salah satu penyebab utama masalah gizi adalah ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh. Ibu Desi menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang kemudian rentan terhadap stunting.

2.Faktor Ekonomi dan Sosial Kemiskinan menjadi kendala utama dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak. Ibu Ima menyoroti bahwa banyak keluarga di pedesaan yang tidak mampu menyediakan makanan bergizi karena keterbatasan ekonomi. Selain itu, tabu makanan dan kurangnya pemahaman tentang porsi makan anak turut memperburuk situasi.

3.Sanitasi dan Kebersihan Menurut Ibu Asti, sanitasi lingkungan yang buruk juga berkontribusi pada masalah gizi. "Infeksi yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih dapat mengganggu penyerapan nutrisi pada anak," jelasnya.

 

Program Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Gizi.

1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Program PMT adalah salah satu inisiatif utama pemerintah untuk meningkatkan status gizi anak dan ibu hamil. Ibu Desi menjelaskan bahwa program ini menyediakan makanan lokal yang bergizi, seperti biskuit bernutrisi untuk balita dan makanan tambahan untuk ibu hamil dengan KEK. "PMT dilakukan secara berkala, biasanya setahun sekali, dengan fokus pada daerah yang memiliki angka stunting tinggi," tambahnya.

2.Isi Piringku Melalui program Isi Piringku, masyarakat diajarkan untuk mengonsumsi makanan dengan komposisi yang seimbang. Ibu Asti menegaskan pentingnya komposisi karbohidrat, protein, sayur, dan buah dalam setiap porsi makanan. "Isi Piringku adalah panduan yang sangat sederhana namun efektif untuk memastikan kebutuhan gizi anak tercukupi," jelasnya.

3.Pemantauan Rutin di Posyandu Posyandu menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan menangani masalah gizi pada anak. Ibu Ima menjelaskan bahwa setiap anak yang datang ke posyandu akan ditimbang berat badannya dan diukur tinggi badannya. "Data ini digunakan untuk memantau apakah ada anak yang berisiko mengalami stunting atau kekurangan gizi lainnya," katanya.

4.Program Spesifik untuk Stunting Selain PMT dan Isi Piringku, pemerintah juga menjalankan program yang lebih spesifik untuk menangani stunting, seperti Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Program ini membantu memetakan wilayah dengan masalah gizi kronis dan memberikan intervensi yang tepat sasaran.


Manfaat Program Gizi untuk Anak

1.Meningkatkan Pertumbuhan Fisik Program seperti PMT memberikan asupan nutrisi tambahan yang membantu anak-anak mencapai pertumbuhan fisik yang optimal. Dengan nutrisi yang cukup, risiko stunting dapat diminimalkan.

2.Mendukung Perkembangan Otak Asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk perkembangan otak anak. Melalui program gizi, anak-anak mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi kognitif mereka.

3.Mengurangi Risiko Penyakit Dengan memperbaiki pola makan dan meningkatkan sanitasi, risiko penyakit infeksi seperti diare dan TBC yang dapat memengaruhi status gizi anak dapat diminimalkan.

4.Meningkatkan Kesadaran Orang Tua Edukasi yang diberikan di posyandu atau melalui kader desa membantu meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya pola makan sehat. Ibu Asti menjelaskan bahwa pendekatan yang tidak menghakimi sangat efektif dalam menyampaikan informasi kepada keluarga.


Tantangan dalam Implementasi Program

1.Minimnya Frekuensi Program Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya intensitas pelaksanaan program. PMT, misalnya, hanya dilakukan setahun sekali, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak secara berkelanjutan.

2.Kurangnya Edukasi yang Berkelanjutan Ibu Ima menyoroti bahwa banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami pentingnya gizi seimbang. Edukasi yang konsisten dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengubah pola pikir masyarakat.

3.Keterbatasan Sumber Daya Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas sering kali menjadi hambatan dalam menjangkau semua keluarga yang membutuhkan. Selain itu, anggaran yang tersedia untuk program gizi juga masih perlu ditingkatkan.


Cara Mendukung Program Gizi

1.Partisipasi Aktif di Posyandu Masyarakat perlu lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan posyandu, seperti membawa anak untuk ditimbang dan mengikuti penyuluhan.

2.Pola Makan Seimbang di Rumah Orang tua dapat mendukung program ini dengan menerapkan pola makan sehat di rumah. Pastikan makanan anak mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, sayur, dan buah.

3.Edukasi Diri Ikuti penyuluhan atau pelatihan yang diselenggarakan oleh posyandu atau lembaga kesehatan untuk memahami lebih lanjut tentang gizi anak.

4.Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Jika ada kekhawatiran tentang status gizi anak, segera konsultasikan dengan bidan, perawat, atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat.


Program-program pemerintah seperti PMT, Isi Piringku, dan layanan posyandu telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan status gizi anak di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini memerlukan dukungan aktif dari masyarakat. Dengan mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan keluarga, masalah gizi pada anak dapat diatasi secara efektif.

Pastikan anak-anak kita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup agar mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif. Sudahkah Anda mendukung program gizi di lingkungan Anda hari ini?


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun