Salah satu alasan mengapa masyarakat rawan terpapar hoax adalah kemampuan membaca yang kurang mumpuni. Menurut data yang dipaparkan UNESCO, terpantau hanya sepersepuluh dari total jumlah penduduk Indonesia yang senang membaca. Umumnya hoax dibentuk melalui beberapa unsur: sumber yang invalid, judul memprovokasi, dan pesan yang sulit dipastikan kebenarannya. Kemudian dikembangkan melalui kemalasan masyarakat dalam membaca dan masuk ke tahap penyebarluasan hoax secara lebih bebas. Hoax tidak semata-mata terjadi dalam hari-hari biasa. Suryandaru dalam diskusi bertema, "Peran Aktif Masyarakat Menghadapi Hoax di Media Sosial" mengungkap bahwa hoax turut membumbui semaraknya pesta demokrasi. Hal ini semakin disempurnakan dengan pernyataan Guru Besar hukum siber dari Universitas Malaya (Malaysia), Abubakar Munir. Munir berpendapat bahwa berita bohong melalui instrumen media sosial rentan merusak demokrasi dan kehidupan bermasyarakat.
Dampak yang ditimbulkan melalui hoax juga serius. Adapun halnya merusak nama baik seseorang, kerugian psikologis yang tentunya akan menyerang individu, menyebarkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat, memecah belah masyarakat, dan mengikis kepercayaan masyarakat. Namun, di setiap fenomena yang terjadi tentu akan memunculkan respons. Sesederhana penyebaran hoax, cara untuk mengantisipasinya juga tidak begitu rumit. Berikut ada lima langkah sederhana untuk menanggulangi hoax:
1. Waspada dengan judul yang memprovokasi.
2. Mencermati alamat situs. Pastikan situs yang menyebarkan berita adalah situs resmi.
3. Â Memeriksa kredibilitas data. Siapa yang menulis, dan apa latar belakang si penulis. Bila perlu, kaitkan hubungan antara latar belakang penulis dan apa isi tulisan agar membantu kita dalam memutuskan bacaan tersebut hoax atau fakta.
4. Mengecek orisinalitas foto apabila disertakan dalam berita. Bisa juga membandingkan timeline antara kapan foto diambil dan kapan berita dipublikasikan.
5. Mengusahakan untuk membaca berita sampai bawah.
6. Mengecek orisinalitas foto (apabila disertakan dalam berita).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H