Suatu kali aku sangat membenci badai
Dan menanyakan kenapa ia selalu datang
Datang dan menghancurkan dengan sempurna apa yang tadinya tenang dan bahagia
Tapi untukmu, untuk cintaku, tidak pernah kubiarkan menyerah bertahta satu kali pun.
Aku hadapi setiap badai yang datang, aku biarkan ia menghancurkanku dan aku tetap bertahan meski tanpa perisai.
kemudian perlahan aku tata kembali satu demi satu reruntuhan kehancuran, hingga utuh kembali.
Dan terus begitu, hingga mudah bagi sebuah badai untuk kembali datang, karena ia tau aku mampu.
Sampai suatu kali badai itu datang lagi, badai yang lebih menghancurkan dari semua yang pernah ada.
Kali ini kesanggupanku jauh dari kuatnya badai yang menghantam
Lalu aku mulai mencarimu..
Hingga kemudian aku mengingat-ingat kembali perjuanganku untuk bertahan dan aku temukan jawaban
Perlu waktu cukup lama sampai aku bisa menyadari
Kamu lah badai itu..
Yang tidak pernah ada untuk membangun kembali apa yang sudah hancur
Yang hanya membiarkan aku membangun sendiri setiap reruntuhan, untuk kemudian datang dan menghancurkannya lagi.
hingga aku harus memahami, bagaimana mungkin bisa bersatu dengan sebuah badai yang hanya mampu menghancurkan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H