Mohon tunggu...
Terdokumentasikan
Terdokumentasikan Mohon Tunggu... Tutor - Jurnalis

Cultural Studies Enthusiast (Melihat, Mendengarkan, Membaca, Berdiskusi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosialisasi Nasionalisme

20 Desember 2013   22:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita harus mengakui tidak mudah kita melakukan sosialisasi bagian ini dimana semua kembali terhadap hak individu itu sendiri. Tetapi kita harus melakukannya. Bukan hanya untuk 1 atau 2 tahun, tetapi terus berkesinambungan, perlahan namun pasti dan terus mengalami peningkatan dan memiliki dampak baik yang cukup besar kedepannya. Memang proses tidaklah cepat, memerlukan partisipasi banyak pihak, dan semuanya harus mendukung demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia serta, meningkatkan kecintaan kita pada bangsa ini.

Dimulai dari yang kecil dimana kita membuat organisasi kemanusiaan seperti bakti sosial, pundi amal, kerja bakti, serta seminar-seminar nasionalisme yang di adakan berkala dimulai dari sekolah, kantor, universitas dan harus mencangkup masyarakat luas. Untuk bakti sosial, pundi amal, serta kerja bakti ini tentu membangun kembali karakter bangsa Indonesia yang mulai memudar. Jelaslah kita tahu orang indonesia itu terkenal ramahnya, kepeduliaannya terhadap sesama, kepeduliannya terhadap bangsanya sendiri. Dimana kita terlahir dengan kewajiban terus memperjuangkan bangsa ini sampai akhir hayat kita. Dimulai dengan acara sederhana yang digelar setiap bulannya di RT atau RW atau kelurahan atau kecamatan,  semua tema kita sesuaikan dengan  kesepakatan panitia dan warga setempat. Namun, mengusung gagasan sosialisasi nasionalisme. Kita buat acara sedemikian rupa dengan tema yang berbeda-beda tiap acara yang digelar dengan catatan kita harus memantau apakah semua warga terlibat dalam acara ini? Apakah dengan acara ini ada sedikit peningkatan kepedulian mereka terhadap lingkungannya? Kenapa harus lingkungan? Karena semua berawal dari lingkungan, dimana lingkungan mempunyai peran utama dalam pembentukan karakter seorang individu lainnya. Karena kita hidup sehari-hari dilingkungan kita dimana kita melihat, merasakan sifat, karakter dan tingkah laku yang berbeda-beda pula yang dapat mempengaruhi kita nantinya. Yang tentu menimbulkan efek khusus bagi kita yang berada dalam lingkup lingkungan kita dalam jangka waktu tertentu.

Jika sudah berhasil, mari kita mengembangkan yang lain, sedikit mengikuti jejak negara Inggris. Siapa yang tidak kenal  negara Inggris? Negara yang mempunyai kerajaan dan segudang keunikannya. Tingginya nasionalisme mereka, membuat mereka untuk mengkreasikan bendera dan seluruh ikon mereka di benda kesayangan mereka seperti ditas, dompet, atau wallpaper handphone. Pastinya kalian merasakan sekarang ini indonesia pun menjadi salah satu pasar yang terbius trend “british man” itu. Coba kita tanya ke kita lagi, kenapa tidak bendera Indonesia? Kenapa tidak budaya indonesia atau ikon kebudayaan indonesia lainnya? Menguntungkan sekali bukan? Jika kita dapat menggunakkan produk dalam negeri dengan bangganya? Atau bahkan, kita juga bisa membius seluruh dunia dengan ikon-ikon kebudayaan kita seperti negara Inggris. Jadi slogan i love indonesia’s products itu perlu ditingkatkan lagi dan membuat kita semakin bangga menggunakkan produk Indonesia dan semakin nasionalis.

Setelah semuanya, mari berkembang lagi, sudah organisasi, produk, lanjut ke seminar dan menyuarakan aspirasi. Tentu, seminar ini sangat penting untuk kita yang masih muda dimana menjadi wadah diskusi dan menyalurkan aspirasi kita semua dengan berbagai topik. Dengan adanya seminar ini dengan sasaran anak muda yang sesuai dengan visi-misi kita untuk membangun Indonesia. Kita pun disini dapat menangkap potensi potensi para para peserta.

Tentu dalam hal ini kita perlu orang yang berrpengalaman, orang lebih tua, orang profesional. Disinilah kita saling membantu, membangun demi Indonesia dan nasionalisme bangsa ini agar tidak ada lagi pemberitaan “percuriaan  budaya” yang diakibatkan kelalaian kita kecerobohan kita karena tidak mengenal negera kita sendiri. Pada intinya kita harus mempertanyakan kembali kepada diri kita sendiri 'hal apa saja yang telah kita perbuat untuk bangsa ini?'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun