4/11/2022, 13.00
SURABAYA -- Purwanto, seorang juru parkir asal Surabaya yang telah berusia 46 tahun ini adalah seorang yang gigih dan pantang menyerah. Kegigihan dan pantang menyerahnya terlihat saat ia bekerja. Meskipun sudah hampir menginjak usia kepala lima tetapi Purwanto tetap menjalani tanggung jawabnya untuk membiayai istri dan ke empat anaknya. Ia bekerja menjadi tukang parkir mulai jam 7 pagi hingga jam 9 malam.
"Saya sudah menikah, punya anak 4. Anak pertama saya sudah kerja, anak kedua dan ketiga masih sekolah, yang terakhir masih sekolah 0 besar," ujarnya.
Purwanto sudah menekuni profesi ini selama kurang lebih 5 tahun. Beliau juga memaparkan alasannya memilih menjadi juru parkir karena tugasnya hanya melihat dan menjaga saja sehingga cocok dengan usia dan tenaganya yang sudah tidak muda lagi.
Meskipun sudah ada dasar hukum yang mengatur tentang pungutan liar (pungli) dan ketertiban umum seperti yang tertulis pada Pungli merupakan salah satu modus korupsi yang diatur dalam Undang-undang (UU) No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diperbaharui dengan Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2001. Menurut Purwato beliau tidak melanggar peraturan tersebut.
Karena pekerjaan juru parkir yang ia tekuni sekarang termasuk pekerjaan resmi. Beliau kebetulan merupakan juru parkir yang di tunjuk langsung dari toko untuk menjaga dan mengamankan kendaraan yang ada. Tidak ada paksaan pelanggan untuk memberi tips atau uang kepadanya.
"Ya kalo dikasih ya kita terima, kalo ndak, yo ga papa. Lagi pula sayakan juga di gaji sama pihak toko. Saya kerja iklas, ga ada unsur pemaksaan sama sekali jika pelanggan ingin memberi tips pada saya," ucapnya.
Purwanto juga memaparkan tantangan dan suka-duka yang ia rasakan selama menjadi juru parkir. Â
                                              Â
"Tantangannya ya kita bertanggung jawab atas kendaraan yang kita jaga. Kaloilang ya kita harus nanggung resikonya untuk mengganti. Kalo sukanya sih ya, satu kerjanya nyantai juga iya. Dua, kita bisa saling menyapa dan berkomunikasi dengan pelanggan toko sehingga mereka merasa senang, aman, nyaman, dan betah saat menitipkan kendaraannya. Kalo dukanya dilihat dari penghasilannya, ya sedikitlah. Tapi mau gimana lagi, ya namanya juga kita sudah berusia. Ya kita jalani dan syukuri saja," ucapnya.