"Orang yang pintar yang cerdas dan memiliki keterampilan yang bagus tapi moralnya buruk, maka tunggu kehancuran organisasi," tegasnya menambahkan.
Menurut Tejo, orang yang pintar, cerdas dan berilmu tinggi, tapi tidak berintegritas, data hancurnya terhadap organisasi lebih tinggi.
Kendati demikian, Kakanwil juga tetap mendorong jajarannya untuk terus mengembangkan kompetensi dan keterampilan.
"Tapi jangan juga biasa-biasa saja, terlebih bodoh. Semuanya harus seimbang. Iptek tinggi, akhlaknya juga tinggi," pesan Tejo.
Dia juga mengatakan bahwa bekerja di Nusakambangan adalah sebuah kebanggaan tersendiri.
Hemat Kakanwil, Nusakambangan merupakan "kiblat" sekaligus kawah candradimukanya Pemasyarakatan. Jadi, bertugas di Alcatraznya Indonesia punya value lebih.
Penutup, Â Tejo mengingatkan kembali agar bekerja dengan jujur.
"Apabila rekan-rekan bekerja dengan baik, maka hasilnya pasti hasil baik juga. Baik bagi saudara dan pasti berdampak positif terhadap kita, istri kita dan orang tua kita," pesan Tejo.
"Hasil kerja saudara yang baik, kepatuhan bagus, walaupun pimpinan tidak melihat, nanti tetap akan ada imbalan dan keberkahan di dalamnya," pungkasnya mengakhiri.
Hadir mendampingi Kakanwil pada kegiatan tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi Pengelolaan Basan dan  Keamanan Kemenkumham Jateng, Jefri Purnama. Tampak juga Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) serta pejabat se Nusakambangan dan Cilacap.