Salatiga - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga kembali berkomitmen untuk mengentaskan dan membebaskan warga binaan dari buta huruf Al Quran.Â
Kepala Rutan Salatiga Andri Lesmano mengatakan bahwa untuk membebaskan dan mengentaskan warga binaan dari buta huruf Al Quran, Rutan Salatiga menggandeng berbagai pihak memberikan pembinaan dan pendampingan pembelajaran Iqro hingga Al Quran kepada para warga binaan.
"Kami menggandeng berbagai pihak untuk membebaskan warga binaan dari buta huruf Al Quran,'' ujarnya Selasa (08/11).
Andri menjelaskan bahwa salah satu cara adalah membagi dan memberikan kelas khusus bagi warga binaan yang belum bisa sama sekali membaca iqro, kemudian kelas bagi warga binaan yang sudah mulai mengenal Iqro ataupun Al Quran dan kelas Al Quran.Â
"Kami menggandeng guru dari Yayasan Hati Beriman, Owner singkong D9, Kementerian Agama dan penyuluh-penyuluhan keagamaan dari Kota Salatiga. Hal ini menjadi poin penting bahwa keberhasilan mewujudkan zero buta huruf dengan peranan penting baik dari petugas internal dan dukungan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu pembina kegiatan hari ini Ustadz Toyib dari Yayasan Hati Beriman menambahkan sangat mendukung program pembinaan di Rutan Salatiga ini.Â
Dalam pembelajaran kali ini kami memberikan pembinaan belajar ilmu tajwid dan Iqro supaya mereka bisa membaca kitab suci Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Ustadz Toyib mengakui pemanfaatan waktu di Rutan ini sangat positif. Sehingga mereka tidak ngelamun dan meratapi nasib saja, tetapi dengan pembinaan rohani ini dapat dimanfaatkan dengan hal yang positif.
"Belajar membaca Al Qur'an ini menjadi poin penting saat mereka nanti bebas. Dengan bekal keimanan dan ketaqwaan sehingga menjadi kunci meminimalisir pengulangan tindak pidana bagi mereka," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H