Banjarnegara, INFO_PAS - Dalam rangka mensukseskan program Ketahanan Pangan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, serta tindak lanjut dari program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Banjarnegara menggelar bakti sosial (baksos) dengan membagikan bantuan sosial (bansos) berupa paket sembako kepada 10 keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Banjarnegara, bertempat di Selasar Rutan Banjarnegara, Jum'at (22/11/2024).
Ketua pelaksana bansos M. Azan Subehi, yang juga merupakan Kasubsi Pelayanan Tahanan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa, "Perlu diketahui, kegiatan bantuan sosial ini merupakan rencana aksi 100 hari kerja Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, dan juga dalam rangka mendukung program ketahanan pangan," jelas Azan.
Lebih rinci M. Azan menjelaskan, bahwa bantuan sosial yang akan dibagikan hari ini, yaitu berupa paket sembako, dan uang transportasi bagi keluarga WBP. Adapun program baksos dapat terselenggara dengan sukses karena adanya dukungan dari berbagai pihak, diantaranya PT. ARKA SURYA GROUP, CV. JAYA SAKTI, RUBARA CARWASH, dan KOPERASI PENGAYOMAN.
Ketua pelaksana bansos juga berharap, "Semoga dengan adanya bantuan dari Kami, dapat sedikit meringankan beban dari Bapak/Ibu keluarga WBP Rutan Banjarnegara, dan selalu semangat dalam mendampingi Ayah/Ibu/Anak/Suami yang sedang menjalankan pembinaan di Rutan Banjarnegara."
Selaras dengan hal tersebut, Bima Ganesha selaku Kepala Rutan (Karutan) Banjarnegara dalam sambutannya mengungkapkan, "Sebagaimana Kita ketahui, keluarga WBP sering kali menjadi pihak yang terdampak secara langsung dalam sistem peradilan pidana. Terkadang, kondisi ekonomi keluarga mereka juga sangat terbatas, sehingga mereka membutuhkan dukungan dari Kita semua untuk menghadapi kesulitan yang ada," ungkap Bima.
"Pemberian sembako ini bukan hanya sekedar bantuan material, namun juga merupakan wujud kepedulian Kita terhadap sesama, sebagai bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang selalu Kami junjung tinggi di lingkungan Pemasyarakatan. Kami berharap melalui kegiatan ini, hubungan yang baik antara pihak Rutan dan masyarakat sekitar dapat terus terjalin dengan harmonis, serta memberikan dampak positif bagi kemajuan pembangunan sosial, dan ketahanan pangan di wilayah Banjarnegara," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa Bima juga berpesan kepada para warga binaan, "Ingatlah bahwa setiap langkah yang kalian ambil di masa depan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan memberikan kontribusi positif bagi  Bangsa dan Negara. Bebas dari masa tahanan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari kesempatan baru untuk berperan aktif dalam pembangunan Negara. Jadikan pengalaman yang telah dilalui sebagai pelajaran berharga untuk membangun karakter, memperbaiki diri, dan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar."
Menurut Ibu Windrianti (32), selaku salah satu keluarga warga binaan penerima bansos mengungkapkan bahwa, bantuan sosial ini merupakan bukti bahwa masih ada rasa kepedulian, dan kasih sayang dari masyarakat kepada mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Selain itu, bantuan ini juga menjadi dorongan bagi kami untuk terus menjaga hubungan yang positif dengan para warga binaan, serta memberikan dukungan moral agar mereka bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah keluar nanti.
"Saya mewakili keluarga warga binaan, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, terkhusus Bapak Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta para Pegawai Rutan Banjarnegara yang telah mengadakan program bakti sosial ini, serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara baksos. Semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan keberkahan dan kemudahan dalam setiap usaha kita, dan saya berharap dengan bantuan sosial ini dapat membantu ketahanan pangan keluarga kami," ungkapnya.
Untuk diketahui, agar menjamin kegiatan bantuan sosial ini tepat sasaran, ada beberapa klasifikasi yang harus dipenuhi keluarga warga binaan yang menerima bansos, seperti keluarga warga binaan merupakan dari WBP tindak pidana ringan, melanggar hukum dikarenakan terhalang kondisi ekonomi atau dari keluarga kurang mampu, serta yang memiliki balita.
