Mohon tunggu...
Rus Yono
Rus Yono Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa, tidak ingin menyakiti siapa-siapa, hanya ingin berteman dengan siapa saja...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sayembara Dewi Kunti (Bag. 2)

15 Mei 2014   19:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan, berikut rangkuman ceritanya….

Setting cerita adalah pada masa jauh sebelum Pandawa Lima dilahirkan. Ini adalah kisah bagaimana Raden Pandu bertemu dengan Dewi Kunti Nalibrata. Seperti apa lika-liku perjalanan cinta dua insan wayang yang telah mengguncang jagat wayang karena kiprah keluarga mereka, Pandawa, walaupun telah menjalani pengasingan yang melelahkan tapi mampu menghancurkan Kerjaan Superior dari Keluarga Kurawa. Bagaimana perjuangan Raden Pandu mendapatkan cinta Dewi Kunti Nalibrata? Simak cerita berikut ini yang dirangkum dari rekaman pagelaran wayang golek semalam suntuk bersama Ki Asep Sunandar Sunarya dari Giri Harja III.

Cerita pada cakram padat kedua dibuka dengan adegan Dewi Kunti Nalibrata bersama guru spiritualnya, Pandita Resi Duwarsa, berada di tepian sungai. Dewi Kunti Nalibrata berketetapan hati akan menghanyutkan bayi yang sudah dilahirkannya walaupun sudah dicegah oleh gurunya itu. Karna, itulah nama bayi itu. Orang banyak mengenalnya dengan sebutan Adipati Karna. Menurut cerita dalam cakram ini, Karna adalah hasil dari persetubuhan salah satu dewa yaitu Batara Surya dengan Dewi Kunti. Bagaimana proses persetubuhan Dewa dengan manusia? Bagaimana persetubuhan itu bisa terjadi? Apakah Batara Surya tergiur oleh kecantikan dan kemolekan Dewi Kunti? Dewi Kunti Nalibrata memang digambarkan sangat cantik dan menjadi rebutan Raja-Raja dari kerajaan-kerajaan tetangga. Tidak diceritakan dengan jelas dalam cerita di sini. (jangan-janngan sudah dinarasikan dalam cakram padat bagian satu yang rusak itu?....). Tentang adipati Karna, saya mendapati ingatan sebuah cerita bahwa Adipati Karna dilahirkan lewat lubang telinganya Dewi Kunti Nalibrata. Kelak setelah dihanyutkan di sungai, seorang kusir menemukan dan mengasuhnya. Karna kelak akan menjadi panglima perang Kurawa. Ternyata Arjuna dan Karna sama-sama belajar pada Resi Dorna. Hanya itu yang saya ingat tentang Karna, selebihnya harus saya tanyakan lagi pada dalang Ki Asep Sunandar Sunarya.

Sesaat setelah bayi Karna sudah berada di tengah sungai, Dewi Kunti baru menyadari akan apa yang telah dilakukannya. Rasa sesal menyeruak dan mencengkeram hatinya dengan hebat. Bayang-bayang dosa tampak begitu jelas. Mengembalikan waktu, meraih kembali bayinya yang telah dibawa arus sungai atau membuntutinya sepanjang sungai sudah tidak mungkin. Dewi Kunti hanya bisa menjerit-jerit memanggil nama sang Bayi…Karna….Karna, anakku….. Penyesalan selalu datang terlambat. Hanya karena takut akan pandangan orang bahwa putri Raja dari kerajaan Manduraharja telah melahirkan tanpa seorang ayah. Mengakui Batara Surya sebagai ayah bayi itu, hanya akan memperhebat cemooh atas diri Dewi Kunti. Jika benar cerita dari ingatan saya benar, walaupun Dewi Kunti dianugerahi dewa bisa melahirkan Karna dari lubang telinga untuk menjaga keperawanan dan kesuciannya, kehadiran bayi Karna tanpa ayah akan mengakibatkan keguncangan di kalangan kerajaan.

Kini Dewi Kunti hanya bisa menangis menyesali perbuatannya di hadapan gurunya, Resi Druwasa. Sang Resi tidak bisa berbuat banyak. Mungkin sang Resi sudah bisa ‘nganjang ka pageto’ sehingga membiarkan saja semuanya berjalan apa adanya. Padahal seorang Resi biasanya punya kedigdayaan yang lebih dibandingkan orang biasa. Misalnya, bisa saja sang Resi itu terbang untuk mengambil bayi itu, saat Dewi Kunti menyadari kesalahan akan perbuatannya. Atau, sang Resi membekukan sungai itu, mengeluarkan selendang yang bisa terjulur panjang untuk meraih kernjang si bayi Karna, memerintahkan burung untuk mengambil bayi itu. Pendek kata, seorang Resi konon memiliki kemampuan yang tidak masuk akal bagi khalayak umum. Jika semua pilihan tindakan itu tidak terjadi, maka kemungkinannya adalah Resi Duwarsa sudah bisa ‘nganjang ka pageto’ seperti Nabi Khidir. Weruh sadurung winarah alias sudah tau sebelum terjadi. Karena Musa belum bisa ‘nganjang ka pageto’, apa yang dilakukan Khidir di hadapan Musa sepanjang perjalanan tidak bisa dimengerti Musa. Baru difahami setelah Khidir menjelaskan semuanya kepada Musa.

Ditengah tangis dan duka yang mewarnai suasana saat itu, tiba-tiba Raden Arya Prabu, adik dari Dewi Kunti Nalibrata datang dengan murka. Bagaimana dia tidak murka, Dewi Kunti sebagai hadiah sayembara tidak berada di atas panggung di tengah berlangsungnya sayembara. Dewi Kunti pun akhirnya kembali ke keraton kerajaan Manduraharja. Dan, sayembara pun dimulai.

Di tempat terpisah, Raden Pandu bersama rombongan yaitu Ki Lurah Semar, Astrajingga alias Cepot dan Dawala alias petruk sedang bertarung hebat melawan gerombolan Raksasa penghuni hutan. Para raksasa itu menghalangi perjalanan rombongan Raden Pandu menuju kerjaan Manduraharja. Punakawan yang terdiri dari Asrtajingga, Dawala dan Gareng adalah tokoh yang paling ditunggu-tunggu oleh saya jika berkesempatan nonton pagelaran wayang waktu kecil. Sangat menghibur, lucu dan seru. Dalam pertarungannya selalu berhadapan dengan Raksasa.

Setelah berhasil mengalahkan raksasa-raksasa tersebut, Raden Pandu dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Manduraharja untuk mengikuti sayembara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan Dewi Kunti yang akan dipersembahkan sebagai istri bagi Kakanda tercinta, Prabu Destarata. Saat itu Prabu Destarata sebagai pemangku singgasana kerajaan Astinapura belum memiliki permaisuri. Mengenai hal ini, Astrajingga berkomentar nakal bahwa buat apa Raden Pandu repot-repot cari istri cantik dan molek untuk Prabu Destarata yang tidak bisa melihat. Menurut Astrajingga, Dewi Kunti Nalibrata lebih cocok berdampingan dengan Raden Pandu yang gagah, tampan dan lembut.

Raden Pandu digambarkan sebagai sosok ksatria yang tampan, halus dan lembut. Tidak pernah ada dendam sedikit pun melekat dalam hatinya. Pemaaf. Menghalau setiap ejekan dan cemooh dengan senyum. Kehadirannya di arena sayembara sebagai peserta sayembara menjadi pusat perhatian seluruh penonton dan peserta sayembara lainnya, antara heran, aneh dan tidak percaya. Karena umumnya peserta sayembara adalah raja-raja atau putra raja yang gagah perkasa dengan perawakan yang tinggi besar dan berotot liat. Raden Pandu ini seperti Peter Parker, tokoh dalam cerita Spiderman, dibandingkan dengan Thor atau Wolferine. Kalau di Indonesia mungkin perpaduan antara ketampanan seorang Anjasmara dan perawakan Teuku Firmansya. Tapi di gelanggang pertempuran akan segarang Barry Prima. Mohon maaf, saya kurang kenal dengan bintang film baru. Jadi perumpamaannya pake bintang film lama….

Sayembara ini diadakan sebagai aksi penyelamatan akan ancaman dari raja-raja lain disamping untuk menghindari perpecahan, kerusakan dan perang antar kerajaan karena Raja-Raja kerajaan itu memperebutkan Dewi Kunti Nalibrata untuk dijadikan permaisuri. Peserta sayembara yang berhasil dalam perang tanding mengalahkan jago sayembara yaitu Raden Bambang Soda, Kakak dari Dewi Kunti Nalibrata, maka dia berhak untuk membawa Dewi Kunti ke kerajaannya sebagai hadiah. Raden Bambang Soda juga diketahui sebagai anak tertua dari Raja Kerajaan Manduraharja, Prabu Kunti Boja. Prabu Kunti Boja turut menyaksikan jalannya sayembara dari atas panggung bersama Dewi Kunti. Saya pribadi menafsirkan bahwa perang yang acapkali terjadi di zaman kerajaan untuk memperebutkan seorang putri kerajaan, tidak hanya difahami sebagai mengumbar syahwat biologis. Tapi lebih kepada ekspansi wilayah, memperluas pengaruh dan meningkatkan gengsi kerajaan.

Lalu seperti apakah jalannya sayembara tersebut? sampai ketemu lagi di postingan saya berikut.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun