Mohon tunggu...
rusyana rudi
rusyana rudi Mohon Tunggu... Guru - Menulis Menulis dan Menulis dan pintu Menulis adalah Membaca, maka Bacalah dan Tulislah

sudah lama saya memiliki hoby menulis puisi,cerpen dan curat coret sketsa, namun hanya bisa di konsumsi sendiri, dicetak sendiri dan dinikmati sendiri (hehehe),belum ada yang mau menerima karya sederhana saya. Namun walau demikian, ga ada bosannya saya menulis puisi, terutama sebgaian besar bertema kaum marginalis. Selain itu hoby saya juga membaca sejarah dan mengagumi heritage dibeberapa daerah,walupun hanya lewat foto dan tayangan di beberapa channel youtube hari ini. Profesi saya saat ini sebagai Guru di SLB Negeri Purwakarta. Mengajar yang paling berkesan sejak menjadi guru di tahun 1996 di berbagai satuan pendidikan (SD,,SMP,MA/SMK dan Perguruan Tinggi), hanyalah di SLB, saya belajar sabar dan ikhlas dalam membimbing dan mendidik anak, Guru bukan hanya transfer ilmu tetapi transfer kasih sayang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggal 22 Oktober Ditetapkan sebagai Hari Santri Nasioanal, Apa dan Bagaimana Sejarahnya?

22 Oktober 2024   15:35 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:10 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional

Apa dan bagaimana sejarahnya ?

Oleh : Rudi Rusyana

 

Tuanku Imam Bonjol Ulama sekaligus komamdan perang Padri, Pangeran Diponegoro ulama sekaligus komandan perang Diponegoro, Teuku Umar, KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama pendiri Nahdhatul Ulama/NU, Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyyah, Ahmad Hassan pendiri Persatuan Islam, dan Ahmad Soorkati pendiri Al-Irsyad (3 serangkai pendiri 3 ormas Islam bersar) ini, merupakan beberapa pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari kalangan kaum muslimin, dan sebagian di antara ratusan bahkan milliaran juta manusia yang mengirbankan, darah,harta dan nyawa bagi negeri ini demi kemerdekaannya.

Tak sedikit keluarga pada kiayi, ustadz dan ajengan habis dibunuh oleh para penjajah Belanda kala itu. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, kedaulatan Indonesia belum sepenuhnya terjamin. Belanda, dengan dukungan tentara Sekutu, berusaha kembali menguasai Indonesia dengan mendarat di Surabaya pada Oktober 1945. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan rakyat, terutama di Jawa Timur.

Pada saat yang kritis tersebut, KH. Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad padat\ tanggal 22 Oktober 1945, yang isinya adalah seruan kepada kaum muslimin, khususnya santri, untuk berjihad melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi ini juga menegaskan bahwa perjuangan melawan penjajah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim.

Adapun Isi Resolusi Jihad berisi :

1. Perang melawan penjajah yang berusaha menguasai kembali Indonesia adalah fardhu'ain (wajib bagi setiap individu muslim) bagi yang berada dalam radius 94 kilometer dari medan perang.

2. Mereka yang meninggal dalam perjuangan melawan penjajah akan dianggap sebagai syuhada (mati syahid). Karena setiap muslim itu punya komitmen dalam dirinya yaitu, Isy Kariman Au Mutsyahidan (Hidup Mulia atau Mati Syahid). 

Seruan ini memobilisasi ribuan santri dan masyarakat Surabaya untuk melawan pasukan Sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang didukung oleh Inggris. Pertempuran besar pun terjadi, yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun