Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kokok Ayam

8 Juli 2017   05:50 Diperbarui: 8 Juli 2017   05:58 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Yang melengking nyaring dengan berirama itu Si Kate tertua

Yang nyaring tapi tak panjang itu ayam kampung yang jangkung

Yang suaranya patah - patah itu Si Putih yang baru belajar berkokok

Pagi ini ada 13 ekor yang berkokok dengan suara berbeda  - beda

Sejak lewat tengah malam setiap satu jam ayam dibelakang rumah berkokok

Apa lagi menjelang Subuh suaranya lebih ramai bersaut - sautan

Usai subuh tinggal satu - satu bergantian berkokok menunggu mentari

Simponi pagi telah dimainkan walau selalu sama setiap pagi, tapi tak bosan

Suara yang apa adanya tak dibuat - buat menjadikan kokoknya sedap terdengar

Saut - sautan setiap pagi menunjukkan ada persaingan tapi natural saja

Satu nyaring, satunya tidak, tak ada yang saling dorong dari dahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun